URGENSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITEPADA PESERTA DIDIK GEN Z DAN ALPHA

Penulis

Khoirul Alfani, S. Pd.

Guru PAI dan Budi Pekerti SMP Negeri 8 Salatiga

Email : khoirulalfany@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan Teknologi dan Informasi yang semakin pesat membawa dampak yang besar pada semua aspek kehidupan manusia, salah satu aspek yang berdampak adalah Bidang Pendidikan. Dampak yang ditimbulkan oleh kamajuan teknologi dan informasi tersebut adalah adanya beberapa (Learning Massive System) LMS yang memberikan fasilitas kepada pendidik dan peserta didik untuk dapat belajar dimanapun dan kapanpun melalui gawai/smartphone atau media elektronik yang lain. Kesimpulan yang penulis berikan dalam artikel ini yaitu, Model Pembelajaran berbasis website adalah semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Website dibuat dan dirancang untuk mengintegrasikan antara website dengan pembelajaran. Model pembelajaran berbasis website memiliki beberapa karakteristik yaitu, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, Memanfaatkan keunggulan computer, Menggunakan bahan ajar bersifat Mandiri (Self learning material) disimpan di computer dan  Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum Hasil kemajuan belajar dan halhal yang berkaitan dengan administrasi Pendidikan. Kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran berbasis website memberikan pemahaman dan membuka wawasan kita bahwa penerapan model pembelajaran berbasis website memiliki urgensi yaitu dapat membuat proses pembelajaran lebih manarik, aktif, dan sesuai dengan minat dan karakteristik peserta didik era sekarang yaitu Generasi Z dan Generasi Alpha yang dalam keseharianya tidak terlepas dari gawai dan internet.Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Website

PENDAHULUAN

Perkembangan Teknologi dan Informasi yang semakin pesat membawa dampak yang besar pada semua aspek kehidupan manusia, salah satu aspek yang berdampak adalah Bidang Pendidikan. Dampak yang ditimbulkan oleh kamajuan teknologi dan informasi tersebut adalah adanya beberapa (Learning Masive System) LMS yang memberikan fasilitas kepada pendidik dan peserta didik untuk dapat belajar dimanapun dan kapanpun melalui gawai/smartphone atau media elektronik yang lain.

Para pendidik dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang berbasis teknologi informasi digital, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pendidik sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja, seperti laptop, Smartphone, Internet dan media digital yang lain, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, pendidik  juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu pendidik harus memiliki pengetahuan dan pemahamaan yang cukup tentang media pengajaran berbasis digital.

Beberapa media pembelajaran berbasis digital yang efektif menarik perhatian bagi peserta didik adalah model pembelajaran berbasis website, hal ini dikarenakan mayoritas peserta didik  di era sekarang adalah Generasi Z dan Generasi Alpha, yang sangat dekat dan tidak bisa lepas dari gawai, internet dan segala sesuatu yang berbasis digital atau online. Generasi Z adalah sebutan untuk generasi yang lahir dalam kurun waktu 1995-2010, sedangkan Generasi Alpha adalah sebutan untuk generasi yang lahir diatas tahun 2010.

Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan Web-Based Education (WBE) atau kadang disebut e-learning (electronic learning) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.

Berdasarkan penjelasan dan permasalahan diatas penulis akan membahas bagaimana urgensi penerapan model pembelajaran berbasis website ataua Web based Education (WBE) pada peserta didik Generasi Z dan Alpha dalam artikel berikut.

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Berbasis Website

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih memberikan dampak yang signifikan dalam dunia Pendidikan Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

Salah satu penerapan kemajuan teknologi informasi digital adalah penggunaan website untuk menunjang proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses Pendidikan (Hoston, 2020). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web. Pembelajaran berbasis website ini termasuk dalam model pembelajaran e-learning, menurut Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan.

Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakkan materi belajar pada web untuk kemudian diakses melalui computer web, namun ia juga digunakan bukan hanya media alternative pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkapkan. Keunggulan yang tidak dimiliki oleh media kertas atau media lain. Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana teknologi web ini dapat membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini, materi belajar perlu dikemas bebrbeda dengan penyampaian yang berbeda pula (Sukmawati, 2020: 166).

Dari kutipan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Pembelajaran berbasis website tidak hanya sekedar meletakan materi-materi pada website namun juga mengorientasikan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran pada aplikasi website tersebut, sehingga diharapkan website tersebut bisa menjadi media dan sumber belajar bagi peserta didik.

Impelementasi Model Pembelajaran Berbasis Website

Model pembelajaran dirancang dengan mengintegerasikan pembelajaran berbasis web dalam progam pembelajaran konvensional tatap muka. Proses pembelajarann konvensional tatap muka dilakuakan dengan pendekatan student centered learning (SCL)

melauli kerja kelompok model ini menuntut partisipasi peserta didik yang tinggi. Untuk merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis web, langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Sebuah progam pendidikan untuk peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web. Progam ini dialkukan idealnya selama 5-10 bulan dan dibagi menjadi 5 tahap. Tahap 1, 3, dan 5 dilakukan secara jarak jauh dan untuk dipilih media web sebagai alat komunikasi. Sedangakan tahap 2 dan 4 dilakukan secara konvensional dengan tatap muka.
  2. Menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan. Pembelajaran dengan tatap muka dilakukan secara rutin tiap minggu pada tujuh mingggu pertama. Setelah itu, tatap muka dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.
  3. Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam kegiatan belajar secara kelompok. Belajar dan mengerjakan tugas secara kolaberatif dalam kelompok sangat dominan pada kedua progamtersebut (Rusman, 2018: 337).

Dari kutipan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Website dibuat dan dirancang untuk mengintegrasikan antara website dengan pembelajaran, yaitu dengan beberapa langkah-langkah. Pertama, Sebuah progam pendidikan untuk peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web. Kedua, Menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan. Ketiga, Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam kegiatan belajar secara kelompok.

Karakteristik  Model Pembelajaran Berbasis Website

Model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran berbasis website. Adapun karakteristik pembelajaran berbasis website diantaranya :

  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi hal-hal yang protokoler.
  2. Memanfaatkan keunggulan komputer (Digital Media dan Network).
  3. Menggunakan bahan ajar bersifat Mandiri (Self learning material) disimpan di computer. Sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
  4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum Hasil kemajuan belajar dan halhal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat pada setiap saat di computer (Rusman, 2018: 348)

Dari Kutipan diatas dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran berbasis website memiliki beberapa karakteristik yaitu, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, Memanfaatkan keunggulan computer, Menggunakan bahan ajar bersifat Mandiri (Self learning material) disimpan di computer dan  Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum Hasil kemajuan belajar dan halhal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran berbasis website

Karakteristik yang ada dalam model pembelajaran berbasis website juga dapat dijadikan acuan bahwa model pembelajaran ini memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Adapun kelemahan dan kelebihan model pembelajaran berbasis website yaitu

  1. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Website
  2. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik atau peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja, kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
  3. Pendidikan dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk yang terstruktur dan terjadwal melalui internet sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar yang dipelajari.
  4. Peserta didik dapat belajar atau review bahan pembelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
  5. Bila peserta didik memerlukan tambahan yang informasi yang berkaitan dengan materi-materi yang dipelajari dikses saja akses internet secara lebih mudah.
  6. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan beragam jumlah peserta yang banyak sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
  7. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.
  8. Relatif lebih efisien misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
  9. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Website

Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak lepas dari berbagai kekurangan (Bullon, 2001, Bean 1997) dalam Rustam antara lain:

  1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antar sesama peserta didik itu sendiri kurangnya interaksi ini bisa memperlambat bentukbentuk nilai dalam proses pembelajaran.
  2. Kecenderungan Academy atau dan mendorong aspek bisnis dan komersial.
  3. Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
  4. Berubahnya peran pendidik yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional kini juga dituntut untuk mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
  5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
  6.  Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
  7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan computer.
  8. Kurangnya personil dalam hal penguasaan bahasa pemrograman computer.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang penulis berikan dalam artikel ini yaitu :

  1. Model Pembelajaran berbasis website adalah semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
  2. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Website dibuat dan dirancang untuk mengintegrasikan antara website dengan pembelajaran, yaitu dengan beberapa langkah-langkah. Pertama, Sebuah progam pendidikan untuk peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web. Kedua, Menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan. Ketiga, Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam kegiatan belajar secara kelompok.
  3. Model pembelajaran berbasis website memiliki beberapa karakteristik yaitu, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, Memanfaatkan keunggulan computer, Menggunakan bahan ajar bersifat Mandiri (Self learning material) disimpan di computer dan  Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum Hasil kemajuan belajar dan halhal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan.
  4. Kelebihan dan kekurangan dalam model pembelajaran berbasis website memberikan pemahaman dan membuka wawasan kita bahwa penerapan model pembelajaran berbasis website memiliki urgensi yaitu dapat membuat proses pembelajaran lebih manarik, aktif, dan sesuai dengan minat dan karakteristik peserta didik era sekarang yaitu Generasi Z dan Generasi Alpha yang dalam keseharianya tidak terlepas dari gawai dan internet.

DAFTAR PUSTAKA

Horton, William. 2000. Designing Web-based Training. New York: John Wiley & Son.

Koran, jaya Kumar C. 2002. Aplikasi E-learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah Malaysia.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme Guru, Bandung: Rajawali press, 2018.

Sukmawati, Henni. 2020. Model Pembelajaran Berbasis Web E-Learning Dalam Menghadapi Covid-19. Ash-Shahabah : Jurnal Pendidikan dan Studi Islam. Volume 6, Nomor 2, Juli 2020.

Berita Terkait