PEMBELAJARAN KOLABORATIF DI MASA PANDEMI

Pembelajaran kolaboratif di masa pandemi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan seorang guru. Pada tulisan ini saya ingin menceritakan pengalaman saat mengajar di masa pandemi dengan suasana yang tetap aktif dan kolaboratif.

Pandemi COVID-19 yang mulai merebak di Indonesia pada bulan Maret 2020 telah memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah dampak di bidang pendidikan. Kegiatan belajar dan mengajar tidak lagi bisa dilaksanakan secara tatap muka, peserta didik harus belajar dari rumah secara daring. Dampak positif dari kondisi tersebut adalah munculnya berbagai upaya untuk memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Teknologi yang selama ini belum banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran mulai dikenalkan secara masif baik untuk guru maupun peserta didik. 

Pada awalnya saya sebagai guru memanfaatkan teknologi virtual converence yaitu ZOOM akan tetapi pembelajaran daring seperti ini hanya memindahkan metode ceramah di depan kelas menjadi metode ceramah secara daring. Metode tersebut merupakan metode pembelajaran pasif dan masih menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran. Ketika metode tersebut dilaksanakan secara daring, maka tingkat efektivitas pembelajaran semakin berkurang. Selain itu, kebutuhan kuota internet juga semakin tinggi. Untuk menghadapi masalah diatas diperlukan sebuah inovasi agar dapat memaksimalkan metode pembelajaran aktif yang dapat dilakukan secara daring.

Saya memanfaatkan media sosial yaitu Facebok dan WaatsApp untuk pembelajaran daring. Metode pembelajaran aktif dan kolaboratif berbantuan media sosial dimulai dengan membagi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat peserta didik. Guru mempersiapkan dua soal HOTS untuk setiap kelompok. Soal-soal tersebut diunggah ke dalam Facebook Group dengan disertai foto anggota kelompok. Setelah semua pertanyaan diunggah. Setiap kelompok menjawab pertanyaan dari kelompok lainnya. Sebagai contoh, kelompok satu menjawab pertanyaan dari kelompok dua dan kelompok tiga, begitu juga sebaliknya.

Dalam menjawab pertanyaan, setiap kelompok harus melakukan diskusi melalui Whatsapp Group. Jawaban setiap kelompok dituliskan di kolom komentar pada unggahan Facebook Grup dan diwakili oleh satu atau dua anggota kelompok secara merata dan bergantian. Setelah semua kelompok berhasil menjawab pertanyaan dari kelompok-kelompok lainnya, setiap kelompok memberikan tanggapan terhadap jawaban kelompok lain. Sebagai contoh, pertanyaan dari kelompok satu, setelah dijawab oleh kelompok dua dan tiga akan dicek oleh kelompok satu dan diberikan tanggapan apakah jawaban yang diberikan telah benar, masih salah atau kurang.

Sebagai fasilitator, saya sebagai guru menyediakan sumber informasi sebagai bahan diskusi melalui blog www.msyarifah.my.id. Selain itu, guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi dari sumber-sumber lainnya baik luring maupun daring. Untuk memastikan hal tersebut, sebelum diskusi dimulai guru mengajarkan cara mencari informasi baik melalui Google Search, Google Assistant, Blog, Wikipedia dan lain-lain. Guru juga mengajarkan cara melakukan komunikasi dan cara berdiskusi agar peserta didik dapat melaksanakan sebuah diskusi dengan baik, melakukan komunikasi yang optimal baik dengan teman satu kelompok maupun dengan kelompok lainnya.

Penggunaan media sosial Facebook Group dan WhatsApp Group mempermudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring. Kedua media sosial tersebut merupakan media yang sangat familier bagi peserta didik. Pemakaian kuota internet juga sangat murah, beberapa internet provider memasukkan kedua media sosial tersebut ke dalam paket bundling sehingga dapat diakses tanpa batas. Melalui metode pembelajaran aktif dan kolaboratif berbantuan media sosial memastikan kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara merata.

Setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama dalam belajar, mereka mampu memaksimalkan keterampilan literasi untuk mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan. Selanjutnya setiap kelompok melakukan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatif dalam menjawab serta menanggapi pertanyaan. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dalam semangat kompetitif namun tetap kolaboratif. Dari hasil jawaban setiap kelompok terlihat bahwa peserta didik telah memiliki pemahaman terhadap materi yang diberikan. Metode pembelajaran aktif dan kolaboratif berbantuan media sosial merupakan metode pembelajaran daring yang mudah dan murah serta terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.

Artikel ini pernah dimuat di Harian Disway tanggal 20 Desember 2020.

BACA JUGA: Unduh Laporan Diklat Desain Infografis

Semoga bermanfaat.

Berita Terkait