Hari Kamis tanggal 28 Oktober 2021 teman satu ruangan mengabarkan via WA kalau satu hari sebelumnya dikontak humas untuk pagi ini segera menuju ruang kepala sekolah. Setelah selesai urusan kepala sekolah dia mengabarkan kalau harus menjalani PCR karena ada peserta didik yang positif COVID-19. Hasil traking dari puskesmas mengatakan kalau ada 3 guru dan 16 teman sekelas yang harus di PCR.
PCR pertama terjadi hari hari Jumat tanggal 29 Oktober 2021, dari 19 orang yang PCR menunjukan satu guru dan 3 peserta didik positif COVID-19. Satu guru tersebut ditreking lagi kontak eratnya ternyata saya termasuk di dalamnya karena selama 3 hari berturut-turut satu ruangan untuk latihan dan syuting senam PGRI. Saat itu ada 5 guru yang masuk dalam kontak erat dengan guru yang postif tadi.
Teman satu ruangan hasilnya negatif tetapi prosedur PCR ternyata harus 2 kali. Saya yang termasuk kontak erat harus juga menjalani PCR pada hari Selasa tanggal 2 November 2021. Alhamdulilah kami semua hasilnya negatif termasuk teman yang sudah menjalani PCR 2 kali. Berharap satu satu kali hidung ini dimasukan alat ternyata memang kami harus PCR 2 kali. Sebenarnya saya sudah 3 kali ini melakukan aktifitas yang sama, yang pertama saat ada bimtek GPK di jogja saya antigen di RS Swasta, antigen yang ke dua masuk kontak erat degan suami yang postif, dan yang ketiga karena kontak erat dengan teman kerja.
Setelah PCR ke dua hari hari Jumat tanggal 5 November kami semua merasa lega, sudah tidak deg-degan lagi. Alhamdulilah hasilnya negatif. Hikmah yang bisa saya ambil adalah Work From Home (WFH) selama satu minggu, yeayyy. Tapi kalau mau ditawari tentu saya tidak mau di PCR lagi walapun dengan embel-embel WFH. Situasi pandemi seperti sekarang ini membuat kita hidup berdampingan dengan virus, kalau salah satu positif sudah dipastikan kita adalah kontak eratnya karena hubungan dan interaksi sudah berjalan dengan intens.