Hari 1 PDBK Disleksi Observasi

Sejak menjadi Guru pembimbing Khusus saya bertekad untuk mendampingi peserta didik berkebutuhan khusus di SMPN 8 Salatiga. Pada saat awal observasi saya menemukan satu anak teridentifikasi disleksia. Dia kesulitan membaca sehingga menjadi masalah ketika terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Suatu hari pak Tiyono selaku kepala sekolah SMPN 8 Salatiga memanggil saya dan kami berdiskusi tentang siswa tersebut.

Dari hasil diskusi akhirnya saya akan membimbing PDBK tersebut untuk membaca di luar jam pelajaran. Dari awal rencana ini saya sudah bersemangat, berusaha meminjam kartu dan buku membaca dari teman yang mempunyai anak TK atau SD. Masalah timbul karena sekolah masih memberlakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas dimana siswa hanya masuk satu minggu sekali.

Ketika tiba hari Sabtu dimana PDBK tersebut PTM di sekolah saya menemuinya di kelas kemudian meminta ijin guru yang mengajar untuk membawa PDBK tersebut ke perpustakaan sambil menjelaskan kondisi PDBK tersebut kepada guru yang bersangkutan agar beliau paham maksud saya membawa PDBK keluar dari ruang pembelajarannya. Sebelumnya saya sudah beberapa kali berkunjung ke rumah PDBK tersebut, dari hari wawancara dengan orang tua diperoleh data bahwa PDBK sudah pernah 2 (dua) kali tidak naik kelas saat berada di bangku Sekolah Dasar (SD).

Setelah berada di ruang perpustakaan saya mengutarakan akan membimbing dan mendampingi dia untuk membaca. PDBK tersebut menyatakan kesanggupannya untuk mau datang setiap hari ke sekolah guna belajar membaca. Saat itu sekalian saya mengecek tentang pemahaman dia huruf-huruf abjad yang ada. Ternyata dia bisa menyebutkan huruf secara sendiri-sendiri misal a,b,c,d,e,f dst. Ketika saya menunjukkan huru ba, dia sudah kesulitan untuk membaca. Dua huruf dis sudah sangat kesulitan membaca.

Kemudian observasi berikutnya adalah kartu angka, untuk angka di bisa menyebutkan semuanya. Hasil kesimpulan sederhana saya siswa ini disleksia tetapi tidak diskalkulia. Ini dikuatkan oleh guru matematika kelas 7 PBDK tersebut bahwa siswa ini bisa mengerjakan soal matematika. Untuk hari pertama ini saya kira cukup untuk mendapatkan informasi bahwa dia paham dan bisa menyebutkan satu huruf tetapi mulai kesulitan ketika membaca dua huruf.

Salatiga, 12 Oktober 2021

Berita Terkait