Perbandingan Antara Pembelajaran Sinkron dan Pembelajaran Asinkron

Pembelajaran Sinkron Pembelajaran Asinkron

Pengertian Pembelajaran yang menghadirkan murid dan guru pada waktu yang bersamaan sehingga memungkinkan interaksi langsung antara murid dengan guru, murid dengan murid atau murid dengan narasumber lain dipandu oleh guru. Meski sering diasosiasikan dengan luring, pembelajaran sinkron bisa dilakukan secara daring.         Pengertian Pembelajaran yang memungkinkan murid belajar tanpa butuh kehadiran guru pada waktu bersamaan sehingga murid bisa mengatur waktu, tempat, alur dan tempo belajarnya. Pembelajaran asinkron bisa dilakukan secara luring maupun secara daring.

Metode yang Disarankan Praktik: Murid menerapkan suatu prosedur dengan peralatan khusus. Diskusi: Murid melakukan tukar pikiran dalam atau antar kelompok. Refleksi Bersama: Murid menandai dan menilai proses dan capaian belajar secara kolektif. Umpan Balik: Murid memberikan umpan balik terhadap tugas atau proyek murid.     Metode yang Disarankan Penguasaan Materi: Murid mempelajari materi secara mandiri. Tugas Kontekstual: Murid mengerjakan tugas yang terkait dengan kehidupan atau lingkungan di sekitarnya. Proyek Kolaborasi: Murid mengerjakan suatu tugas yang membutuhkan kolaborasi dengan murid lain. Refleksi Personal: Murid menandai dan menilai proses dan capaian belajar secara personal.

Kelebihan Aktivitas belajar interaktif. Guru bisa melakukan komunikasi interaktif dengan murid. Antusiasme belajar. Guru bisa menumbuhkan antusiasme belajar murid. Umpan balik sesuai kebutuhan. Guru bisa melakukan personalisasi umpan balik sesuai kompetensi murid.     Kelebihan Fleksibilitas jadwal. Murid bisa mengatur jadwal belajarnya secara mandiri. Tempo tergantung murid. Murid bisa memegang kendali terhadap tempo belajarnya. Umpan balik instan. Murid bisa mendapatkan umpan balik secara instan, tidak menunggu respon guru.

Kelemahan Jadwal yang kaku. Satu jadwal yang sama untuk semua murid. Tempo tergantung guru. Tempo pembelajaran seringkali sangat tergantung pada guru. Kehadiran dan kualitas guru. Ketergantungan pada kehadiran dan kualitas guru.  Kelemahan Perasaan terisolasi. Murid berpotensi merasa sendirian dan terasing dari lingkungan sekitar. Penurunan antusiasme. Murid mungkin mengalami kehilangan semangat belajar. Kualitas bahan ajar. Ketergantungan pada ketersediaan bahan ajar yang berkualitas.

Memilih Pembelajaran Campuran

Kebutuhan belajar murid. Apakah murid butuh belajar dari pengalaman nyata (sinkron/asinkron) atau butuh umpan balik langsung dari guru untuk belajar (sinkron)?

Kemandirian belajar. Apakah guru harus menjelaskan/memperagakan pelajaran secara langsung atau penjelasan/peragaan bisa ditampilkan melalui media poster/video?

Tujuan pembelajaran: Apakah mempelajari konsep dasar (asinkron) atau mempelajari konsep dalam suatu konteks yang kompleks (sinkron)?

Karakteristik umpan balik. Apakah umpan balik bisa dibuat otomatis buat semua murid (asinkron) atau umpan balik perlu dipersonalisasi sesuai kompetensi murid (sinkron)?

Ketersediaan waktu murid. Apakah murid bisa hadir bersamaan pada suatu waktu (sinkron) atau ada murid yang kesulitan hadir pada waktu bersamaan (asinkron)?

Integrasi Pembelajaran Campuran

Komposisi pembelajaran yang direkomendasikan 1 : 3 antara sinkron dengan asinkron. Artinya, untuk setiap 1 jam pembelajaran sinkron direkomendasikan dicampur dengan pembelajaran asinkron sebanyak 3 jam. Meski demikian, guru bisa melakukan penyesuaian berdasarkan kebutuhan murid, karakteristik dan tujuan pembelajaran.

Padukan sinkron dan asinkron untuk mengoptimalkan kelebihan dan mengantisipasi kelemahan masing-masing strategi. Gunakan sudut pandang murid untuk memahami kelebihan dan kelemahan pembelajaran sinkron dan asinkron. Pertimbangkan kelebihan dan kelemahan pembelajaran sinkron dan asinkron sebelum memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat.

Pandu murid memadukan pelajaran yang didapatkan dari pembelajaran asinkron dengan proses belajar sinkron serta sebaliknya. Pada setiap awal fase pembelajaran, kaitkan dengan pengalaman murid mengikuti fase pembelajaran sebelumnya. Bangun jembatan penghubung yang mengaitkan pembelajaran sinkron dan asinkron.

Ilustrasi Pembelajaran Campuran

Ilustrasi 1: Guru Budi

Guru Budi sedang membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk tujuan belajar terkait bidang datar. Ia berencana melakukannya dengan strategi pembelajaran campuran. Setelah berpikir, ia membuat alur pembelajaran campurannya seperti ini:

Fase 1: Pembelajaran sinkron

Luring. Guru Budi mengadakan Pertemuan Tatap Muka Terbatas yang diisi dengan kegiatan orientasi untuk menumbuhkan minat murid terhadap bidang datar. Ia menunjukkan sejumlah contoh bidang datar dan meminta murid menyebutkan ciri-cirinya. Dari diskusi tersebut, Guru Budi meminta salah seorang murid merumuskan pengertian bidang datar.

Fase 2: Pembelajaran asinkron

Daring: Guru Budi menugaskan murid mempelajari materi bacaan tentang bidang datar dari bahan ajar yang disediakan guru maupun dari sumber lain.

Daring: Guru Budi memberikan asesmen formatif tentang bidang datar agar murid mengetahui sendiri materi yang sudah dan belum dikuasainya. Berdasarkan hasil asesmen formatif, murid bisa mengetahui bagian mana yang masih perlu dipelajarinya.

Fase 3: Pembelajaran sinkron

Luring. Guru Budi meminta murid membawa contoh bidang datar yang mudah dibawa dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Guru Budi mengajak murid menghitung luas dari bidang datar yang dibawanya. Setelah itu, perwakilan murid mempresentasikan caranya menghitung luas bidang datar.

Ilustrasi 2: Guru Dila

Guru Dila sedang berpikir bagaimana membantu murid menguasai kompetensi terkait menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan didengar. Karena pandemi, Guru Dila mempertimbangkan untuk menggunakan pembelajaran campuran. Ia pusing karena belum pernah melakukannya. Tapi setelah berdiskusi dengan rekan guru yang lain, Guru Dila merumuskan tahapan belajarnya seperti ini:

Fase 1: Pembelajaran asinkron

Daring: Guru Dila memberikan akses daring (online) kepada murid terhadap teks narasi (cerita imajinasi). Guru Dila meminta murid menelaah struktur dan kebahasaannya melalui komentar di dokumen daring tersebut. Dengan melakukan hal ini, Guru Dila bisa mengetahui mana pemahaman muridnya atau bisa disebut juga melakukan asesmen diagnosis.

Fase 2: Pembelajaran sinkron

Luring: Guru Dila memberikan umpan balik terhadap hasil asesmen diagnosis murid yang dikaitkan dengan konsep telaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi).

Fase 3: Pembelajaran asinkron

Daring: Guru Dila menugaskan murid mempelajari materi tentang  telaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi) sebagai pendalaman pemahaman.

Luring: Guru Dila mengatur murid menjadi sejumlah kelompok. Murid yang sudah menguasai disebar ke semua kelompok. Para murid diminta melakukan analisis terhadap dokumen cerita yang sudah dipelajari pada pembelajaran asinkron sebelumnya. Setiap kelompok membuat presentasi hasil diskusi.

Fase 4: Pembelajaran sinkron

Luring: Guru Dila meminta kelompok melakukan presentasi. Pada setiap presentasi, Guru Dila memberikan umpan balik terkait telaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi).

Bahan Bacaan Tambahan:

Ingin mempelajari bagaimana praktik baik oleh Komunitas Guru Belajar menggunakan teknologi secara fleksibel dalam pembelajaran jarak jauh? Baca dan pelajari Surat Kabar Guru Belajar Edisi Sekolah Lawan Corona. Unduh di https://bit.ly/skgurubelajarslc

Ingin mempelajari bagaimana praktik baik oleh Komunitas Guru Belajar  menerapkan merdeka belajar dalam pembelajaran? Baca dan pelajari Surat Kabar Guru Belajar yang membahas merdeka belajar. Unduh di:

Merdeka Belajar – http://bit.ly/skgurubelajar6

Refleksi Belajar – http://bit.ly/skgurubelajar7

Komitmen pada Tujuan – http://bit.ly/skgurubelajar8

Kemandirian Belajar – http://bit.ly/skgurubelajar9

Merdeka karena Biasa – http://bit.ly/skgurubelajar17

Kisi-kisi Materi Sinkron Pembelajaran Campuran untuk Menerobos Tantangan Pandemi COVID-19

sumber: Seri Guru Belajar Kemdikbud 2021

Berita Terkait