Sudah enam hari Ayah demam dengan suhu naik turun disertai batuk, kemudian kami berinisiatif untuk segera memisahkan kamar dan peralatan makan. Cairan desinfektan juga sudah kami beli. Batuk Ayah dari hari ke hari semakin parah disertai indra penciuman yang kurang berfungsi sehingga pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2021 Ayah memutuskan untuk PCR Mandiri di RS Hermina Salatiga. Saat itulah kami sudah menduga kalau Ayah terserang virus COVID-19 dengan gejala anosmia, batuk dan demam.
Setelah Hari Sabtu menjalani PCR, maka kami sudah mensterilkan seluruh rumah. Ayah sudah tidak boleh lagi keluar masuk kamar. Beruntung ada kamar mandi di dalam kamar. Hari Senin pagi tanggal 26 Juli 2021 hasil PCR Ayah keluar dan seperti yang sudah kita duga, ayah positif terinfeksi virus COVID-19.

Langkah selanjutnya setelah mengetahui Ayah positif terkena virus COVID-19 maka kami bertiga langsung mendaftar untuk tes Rapid Antigen. Hasilnya alhamdulilah kami bertiga negatif.



Langkah selanjutnya adalah kami lapor ke pak RW selaku Satgas COVID-19 dan lapor ke Puskesmas. Oleh Satgas kami sekeluarga harus isolasi mandiri. Walaupun hasil rapid antigen kami negarif kami harus tetap isoman karena berstatus kontak erat dengan penderita COVID-19. Karena saya Guru maka lapor juga ke Kepala Sekolah dan meminta ijin untuk isolaso mandiri serta mengajar dari rumah.
Tetap semangat di hari pertama isolasi mandiri ini, semangat juga untuk seluruh pasien serta keluarga di luar sana. Harus tetap tenang agar bisa merawat keluarga kita yang terpapar virus ini sesuai dengan protokol kesehatan.
Salatiga, 27 Juli 2021