Beberapa tokoh proklamasi kemerdekaan adalah:
- Soekarno
- Muhammad Hatta
- Ki Hajar Dewantara
- Wahid Hasyim
- Amir Syarifudin
- Ahmad Soebardjo
- Soepomo
- Otto Iskandarninata
- A.A Maramis
- Supriyadi
Buatlah biografi singkat tokoh tersebut dan bagaimana peran tokoh tersebut dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan.
Kamu boleh memanfaatkan buku bacaan, artikel, majalah atau internet sebagai sumber untuk membuat biografi.
Jawaban ditulis pada kolom komentar diawali dengan menuliskan nama dan kelas.
Selamat mengerjakan dan semoga kalian sehat selalu 🙂
Nama: Yemima Putri Karunianingsih
Kelas: 9F
Absen: 31
Biografi A. A Maramis
Mr. Alexander Andries Maramis (lahir di Manado, Sulawesi Utara, 20 Juni 1897 – meninggal di Jakarta, 31 Juli 1977 pada umur 80 tahun) adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional. Dia pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP. Ia juga pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama. Keponakan Maria Walanda Maramis ini menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda.
Maramis diangkat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) yang dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Dalam badan ini, Maramis termasuk dalam Panitia Sembilan. Panitia ini ditugaskan untuk merumuskan dasar negara dengan berusaha menghimpun nilai-nilai utama dari prinsip ideologis Pancasila yang digariskan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945.Rumusan ini dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Maramis mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila kepada Drs. Mohammad Hatta setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo. pada tanggal 11 Juli 1945 dalam salah satu rapat pleno BPUPKI, Maramis ditunjuk sebagai anggota Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang ditugaskan untuk membuat perubahan-perubahan tertentu sebelum disetujui oleh semua anggota BPUPKI. Pada tahun 1976 bersama Hatta, A.G. Pringgodigdo, Sunario Sastrowardoyo, dan Soebardjo, Maramis termasuk dalam “Panitia Lima” yang ditugaskan Presiden Suharto untuk mendokumentasikan perumusan Pancasila.
Nama : Aurelia Eno Haaniyah
Kelas : 9E
Nomer : 04
1. Ir. Soekarno
Dr. Ir. H. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945–1967. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia telah merumuskan teks proklamasi bersama dengan Ahmad Soebarjo dan Drs. Mohammad Hatta. Ia membacakan teks proklamasi indonesia dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Ir. Soekarno adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.Â
2. Drs. Muhammad Hatta
Dr. Drs. H. Mohammad Hatta adalah negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia mendampingi Ir. Soekarno pada waktu pembacaan teks proklamasi dan ikut menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bersama Ir. Soekarno.
3. Wahid Hasyim
K. H. Abdul Wahid Hasjim adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia. Ia adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid dan anak dari Mohammad Hasyim Asy’ari, salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia juga anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 19453.Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 19474.pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 19475.Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 19476.Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949. Wahid Hasjim dimakamkan di Tebuireng, Jombang.Â
4. Ahmad Soebardjo
Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Achmad Soebardjo memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933. Ahmad Subarjo adalah orang yang menyumbangkan buah pemikirannya dalam pembentukan dari dasar negara bagi Republik Indonesia dan membujuk Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya sebagai tempat menyusun naskah proklamasi.
5. Soepomo
Prof. Dr. Mr. Soepomo, S.H. adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan Soekarno. Ia ikut serta dalam mengusulkan dasar negara yang berbunyi Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan Lahir dan Batin, Musyawarah, dan Keadilan Rakyat.
6. Otto iskandardinata
Raden Otto Iskandardinata merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Raden Otto Iskandardinata mendapat julukan si Jalak Harupat.Otto juga merupakan orang yang menganjurkan dan sekaligus menggunakan pekik nasional “Indonesia Merdeka” dengan mengangkat tangan kanannya. Oleh karena pekik tersebut dirasa terlalu panjang, maka kemudian oleh beberapa teman dianjurkan untuk disingkat menjadi satu patah kata saja, yaitu “Merdeka’. Salam nasional tersebut yang membangkitkan semangat para pejuang kemerdekaan saat itu.
7. A. A Maramis
Mr. Alexander Andries Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional. Dia pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP. Ia juga pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama. A.A Maramis ditugaskan pemerintah untuk merumuskan dasar negara dan beliau memimpinnya setelah melihat dari saran Ir.Soekarno,Mr.Soepomo,Moh.Yamin kemudian beliau memutuskan untuk memilih usulan dari Mr.Soepomo.
8. Supriyadi
Supriyadi berperan memimpin pemberontakan PETA melawan Jepang di Blitar, Jawa Timur pada 14 Februari 1945. Soeprijadi atau dikenal dengan nama Sodancoh Soeprijadi terhadap pasukan pendudukan Jepang. Ia ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo pada 20 Oktober 1945 karena Supriyadi tidak pernah muncul.Â
9. Amir syarifuddin
Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap adalah seorang politikus sosialis dan salah satu pemimpin terawal Republik Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri ketika Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung. Berasal dari keluarga Angkola Muslim, Amir menjadi pemimpin sayap kiri terdepan pada masa Revolusi.Â
10. Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
1. Ir Soekarno
*merumuskan teks proklamasi bersama dengan Ahmad Soebarjo dan Drs. Mohammad Hatta.
*membacakan teks proklamasi indonesia dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta.
*Disebut dengan bapak proklamator indonesia.
2. Drs. Mohammad Hatta.
Mendampingi Ir. Soekarno pada waktu pembacaan teks proklamasi dan ikut menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bersama Ir. Soekarno.
3.wahid hasyim
*anggota Volksraad (1921-1924)
*anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 19453.Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 19474.pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 19475.Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 19476.Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949.
1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno merupakan salah satu tokoh hebat yang berhasil dalam memperoleh kemerdekaan Indonesia dan merupakan tokoh pertama yang menjadi presiden Republik Indonesia. Ir. Soekarno, atau biasa disebut Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur dan lahir pada tanggal 21 Juni 1970. Pada masa itu, Bung Karno memiliki konsep teks proklamasi yang ingin dibacakan untuk rakyat Indonesia. Bung Karno juga yang menyusun teks proklamasi bersama dengan Bung Hatta di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Kemudian Bung Karno juga berhasil dalam membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur no. 56 daerah DKI Jakarta.
2. Drs. Moh. Hatta
Drs. Moh Hatta atau biasa disebut dengan Bung Hatta, lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di daerah Bukittingi, Sumatera Barat dan meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 pada umurnya yang telah diinjak 77 tahun. Bung Hatta juga merupakan seseorang yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan merupakan wakil presiden pertama yang memimpin Indonesia bersama Bung Karno. Bung Hatta memiliki peran yang besar dalam proklamasi kemerdekaan, dimana ia ikutserta dalam menyusun naskah proklamasi bersama dengan Bung Karno dan Achmad Soebardjo di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Selain itu, Bung Hatta juga seseorang yang meminta naskah proklamasi bersama dengan Bung Karno. Ketahui pula tentang Perkembangan Nasionalisme Indonesia
3. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang menyediakan peluang bagi para pribumi jelata untuk dapat memperoleh hak edukasi yang ditawarkan para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di Lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genaplikasi 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
Hal ini dapat mengatasi Ki Hadjar Dewantara dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik juga memenangkan. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tetapi lantaran sakit, sekolahnya tidak bisa selesaikan.
Ki Hadjar Dewantara kemudian bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Jawa Midden, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial untuk pembacanya
4. K. H. Abdul Wahid Hasjim adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia. Ia adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid dan anak dari Mohammad Hasyim Asy’ari, salah satu pahlawan nasional Indonesia. Wahid Hasjim dimakamkan di Tebuireng, Jombang. Wikipedia
Lahir: 1 Juni 1914, Kabupaten Jombang
Meninggal: 19 April 1953, Cimahi
Perdana Menteri: Mohammad Hatta; Mohammad Natsir; Soekiman Wirjosandjojo
Pendidikan: MA Salafiyah Syafi’iyah Cukir
Anak: Salahuddin Wahid, Abdurrahman Wahid
Orang Tua: Hasjim Asy’ari, Nafiqoh
5. Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap adalah seorang politikus sosialis dan salah satu pemimpin terawal Republik Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri ketika Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung. Berasal dari keluarga Angkola Muslim, Amir menjadi pemimpin sayap kiri terdepan pada masa Revolusi. Wikipedia
Lahir: 27 April 1907, Medan
Meninggal: 19 Desember 1948, Surakarta
Wakil PM: Adenan Kapau Gani; Setyadjit Soegondo; Raden Sjamsoedin; Wondoamiseno
Dimakamkan: TPU Ngaliyan Desa Lalung, Karanganyar
Organisasi yang didirikan: Pemuda Rakyat
Anak: Helena Luis Syarifuddin Harahap, Andrea, Tito Batari, Kesas Taromar, Lidya Ida Lumongga, lainnya
6. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Achmad Soebardjo memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933. Wikipedia
Lahir: 23 Maret 1896, Kabupaten Karawang
Meninggal: 15 Desember 1978, Jakarta
Perdana Menteri: Sukiman Wirjosandjojo
Pendidikan: Rijksuniversiteit Leiden
Orang Tua: Teuku Muhammad Yusuf, Wardinah
Anak: Rohadi Soebardjo, Pudjiwati Insia, Nurwati Dewi Seribudiarti
7. Prof. Dr. Mr. Soepomo, S.H. adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan Soekarno. Wikipedia
Lahir: 22 Januari 1903, Kabupaten Sukoharjo
Meninggal: 12 September 1958, Jakarta
Kebangsaan: Indonesia
Perdana Menteri: Mohammad Hatta
Pendidikan: Rijksuniversiteit Leiden (1924–1927), Universitas Gadjah Mada
Orang Tua: Wignyodipuro, Renak Wignyodipuro
8. Raden Otto Iskandardinata merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Raden Otto Iskandardinata mendapat julukan si Jalak Harupat. Wikipedia
Lahir: 31 Maret 1897, Bandung
Nama lain: Si Jalak Harupat
Sebab meninggal: Dibunuh Laskar Hitam
Dibunuh: 20 Desember 1945, Tangerang
Pasangan: Raden Ajeng Sukirah (m. 1923–1945)
Anak: Dicky Iskandardinata
9. . Alexander Andries Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional. Dia pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP. Ia juga pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama. Wikipedia
Lahir: 20 Juni 1897, Kota Manado
Meninggal: 31 Juli 1977, Jakarta
Kebangsaan: Indonesia
Pendidikan: Rijksuniversiteit Leiden
Partai: Partai Nasional Indonesia
Pasangan: Elizabeth Marie Diena Veldhoedt
10. Soeprijadi atau dikenal dengan nama Sodancoh Soeprijadi terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo pada 20 Oktober 1945 karena Supriyadi tidak pernah muncul. Wikipedia
Lahir: 13 April 1923, Jawa Timur
Meninggal: 14 Februari 1945, Blitar
Kebangsaan: Indonesia
Pengganti: Imam Muhammad Suliyoadikusumo
Presiden: Soekarno
Orang Tua: Raden Darmadi, Rahayu
Nama : sidra ridwa bidah
Kelas : 9B
No : 29
1. Ir.soekarno
Sebelumya,ir.sukarno di culik kaum pemuda dibawa ke rengasdengkok untuk menghindari dari pengaruh jepang,untuk membahas kemerdekaan RI,akhirnya pada 16 agustus ir.sukarno dan yang lainya pergi ke rumah laksamana maeda untuk merumus teks proklamasi yang diketik ulang oleh sayuti melik dan keesokan harinya tepat di kediaman ir.sukarno jl,pegangsaan timur, di proklamasikan pukul 10 pagi di hadapan masyarakat, dan juga dilaksanakan upacara skakral bendera merah putih
2. Mohammad hatta
Pada 16 Agustus 1945, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok hari dimana Bung Karno bersama Bung Hatta diculik kemudian dibawa ke sebuah rumah milik salah seorang pimpinan PETA, Djiaw Kie Siong, di sebuah kota kecil Rengasdengklok (dekat Karawang, Jawa Barat). Â
Penculikan ini dilakukan oleh kalangan pemuda, dalam rangka mempercepat tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Malam hari, mereka mengadakan rapat untuk persiapan proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta. Bung Hatta berperan menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Achmad Soebardjo. Bung Hatta juga menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Karno.
3. Ki hajar dewantara
Prasarana Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan Nasional dan penyelenggaraan/pembinaan perguruan nasional, diterima oleh Kongres Perkumpulan Partai-partai Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI) di Surabaya. Dalam kongres yang berlangsung 31 Agustus 1928 tersebut, Beliau mengemukakan perlunya pengajaran nasional sebelum bangsa Indonesia mempunyai pemerintahan nasional sendiri
4. Waid hasyim
Kehadiran KH. Wahid Hasyim pada detik-detik jelang perubahan sila pertama itu memiliki arti yang sangat penting bagi NU, baik dalam relasinya dengan agama-agama lain, maupun pada kaitannya dengan pengokohan nilai-nilai kebangsaan. KH. Wahid Hasyim menembus jalan buntu dengan memberi solusi tentang hubungan-hubungan tersebut. Jika hari ini komitmen kebangsaan itu menjangkar kuat di tubuh organisasi bintang Sembilan, maka hal tersebut bisa dipahami, salah satunya, dari situasi di sekitar Proklamasi.
5. Amir syarifudin
Minggu-minggu tersebut adalah minggu-minggu yang sibuk bagi pemuda-pemuda di Jakarta, baik yang berhubungan dengan Tan Malaka dan Sjahrir. Banyak orang dalam jaringan Sjahrir, Tan, juga Amir, yang sudah ditahan, yang menyimpan radio.
Dari radio pula mereka tahu Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu di atas kapal USS Missouri pada 14 Agustus 1945. Setelah berita itu, di bawah komando Wikana, pemuda-pemuda mendesak golongan tua macam Sukarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Meski berjalan alot, Sukarno-Hatta akhirnya mau mendengarkan desakan kaum muda. Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945.
6. Ahmad soebarjo
Setelah melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dimana dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 membuat Ahmad Subarjo sebagai orang yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjjadi Menteri Luar Negeri Pertama di Indonesia yang dimana tugasnya adalah untuk meyakinkan sekutu bahwa Indonesia telah merdeka dan melucuti senjata Jepang.
7. Soepomo
Sebagai perumus dasar negara,dan dasar negara yang disampaikan Soepomo pada 31 Mei 1945
1.Peri Kebangsaan
2.Peri Kemanusian
3.Peri Ketuhanan
4.Peri Kerakyatan
5.Kesejahteraan rakyat
8. Otto iskandarninata
tuduhan bahwa Oto menjadi mata-mata NICA dan menjual Bandung adalah tuduhan yang gegabah dan semena-mena. Dua fitnah yang jelas merugikan nama baik Oto dan keluarganya.
Bahwa kebenaran itu akan muncul dengan caranya sendiri, dapat dirasakan dalam kasus Oto. Setelah 70 tahun kematiannya, barulah fakta-fakta itu ditemukan dan dapat dirangkai untuk membuktikan bahwa tokoh Paguyuban Pasundan ini clear, tidak tercela sebagaimana yang difitnahkan kepadanya.
9. A.A maramis
A.A Maramis ditugaskan pemerintah untuk merumuskan dasar negara dan beliau memimpinnya setelah melihat dari saran Ir.Soekarno,Mr.Soepomo,Moh.Yamin kemudian beliau memutuskan untuk memilih usulan dari Mr.Soepomo
10. Supriyadi
Supriyadi ditugaskan mengawasi pekerjaan pekerja paksa Romusha. Penderitaan dan nasib para pekerja ini mendorongnya untuk memberontak melawan Jepang.
Pada dini hari 14 Februari 1945, pasukan PETA dipimpin Supriyadi menyerang Jepang, menyebabkan banyak korban. Namun, Jepang mengalahkan pemberontakan PETA ini dan mengadili para pemimpin kelompok itu. Para pemimpin PETA dijatuhi hukuman mati dan sisanya dijatuhi hukuman penjara mulai dari tiga tahun hingga seumur hidup.
Rara larasati(9G/27)
•SOEKARNO
Dr. Ir. H. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945–1967. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
•MUHAMMAD HATTA
Dr. Drs. H. Mohammad Hatta adalah negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945
•KI HAJAR DEWANTARA
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda
•WAHID HASYIM
K. H. Abdul Wahid Hasjim adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia. Ia adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid dan anak dari Mohammad Hasyim Asy’ari, salah satu pahlawan nasional Indonesia. Wahid Hasjim dimakamkan di Tebuireng, Jombang.
•AMIR SYARIFUDIN
Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap adalah seorang politikus sosialis dan salah satu pemimpin terawal Republik Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri ketika Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung. Berasal dari keluarga Angkola Muslim, Amir menjadi pemimpin sayap kiri terdepan pada masa Revolusi.
•AHMAD SOEBARDJO
Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Achmad Soebardjo memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.
•SOEPOMO
Prof. Dr. Mr. Soepomo, S.H. adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan Soekarno.
•OTTO ISKANDARDINATA
Raden Otto Iskandardinata merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Raden Otto Iskandardinata mendapat julukan si Jalak Harupat.
•A.A MARAMIS
Mr. Alexander Andries Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional. Dia pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP. Ia juga pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama.
•SUPRIYADI
Soeprijadi atau dikenal dengan nama Sodancoh Soeprijadi terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo pada 20 Oktober 1945 karena Supriyadi tidak pernah muncul.
Nama: widhi maryani
Kelas: 9F
No: 29
A.A Maramis
•Alexander Andries Maramis lahir di Ms dan Charlotte Ticoalu.
AA Maramis menempuh pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (ELS) di Manado. Ia kemudian masuk sekolah menengah (Hogere burgerschool, HBS) di Batavia.
Pada tahun 1919, Maramis berangkat ke Belanda untuk belajar hukum di Universitas Leiden. Selama di Leiden, ia terlibat dalam organisasi mahasiswa Perhimpunan Indonesia.
Pada tahun 1924, Maramis lulus dari Universitas Leiden dan menyandang gelar Meester in de Rechten (Mr.). Setelah lulus, ia kembali ke Indonesia dan membuka praktik hukum di Batavia dan Palembang
Pada 1 Maret 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk. Maramis pun diangkat menjadi salah satu anggota.
Dalam badan ini, Maramis termasuk dalam Panitia Sembilan yang ditugaskan untuk merumuskan dasar negara yang berdasarkan nilai utama dan prinsip ideologi Pancasila.
Rumusan ini kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Maramis pun menjadi salah satu orang yang menandatangani Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, bersama 8 anggota Panitia Sembilan lainnya.
Pada 11 Juli 1945, Maramis ditunjuk sebagai anggota Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang ditugaskan untuk membuat perubahan tertentu sebelum disetujui oleh anggota BPUPKI
Nama : Muhammad Aufan Nizar Muzzakki
Kelas ;9E
No. Absen ;17
1. Ir. Soekarno
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal ini juga diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia yang juga membuat Soekarno diangkat menjadi presiden pertama Indonesia. Dalam biografi Soekarno, ia berhasil membentuk pancasila dengan timnya sebagai dasar negara Indonesia..
2. Moh. Hatta
Pada masa kependudukan Jepang, Moh Hatta dibebaskan. Namun empat serangkai yaitu Bung Karno, Moh Hatta, KH Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantara harus menghadapi musuh imperialis yang tidak mau kompromi untuk silang pendapat.
Akhirnya Hatta memberanikan diri berdiskusi dengan Mayjen Harada agar membebaskan Indonesia dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan untuk timbal baliknya Indonesia akan mendukung Jepang dalam Perang Pasifik melawan sekutu. Kemudian dibentuklah Putera (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Jepang untuk mengendalikan rakyat dalam Perang Pasifik, untuk kerja paksa dan bantuan militer.
Pada tanggal 7 dan 9 Agustus 1945, bom atom menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki. Hal ini membuat hampir seluruh tentara Jepang kembali ke negaranya. Akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta mengambil tindakan tegas dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
3. Ki Hajar Dewantara
Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa. Dia melihat bahwa pergerakan politik saja tidak cukup untuk menghapus kolonialisme. Lewat taman siswa inilah dikenal metode dan konsep pendidikan nasional, yaitu konsep Among Sistem (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani).
Untuk menghormati jasanya dibidang pendidikan, pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, ia juga diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Selain di dunia pendidikan, dia juga merintis penerbitan majalah Hindia Poetra. Dan berjuang melalui tulisannya yang amat tajam menentang pemerintahan kolonial.
4. Wahid Hasyim
Karir KH. Abdul Wahid Hasyim dalam pentas politik nasional terus melejit. Dalam usianya yang masih muda, beberapa jabatan ia sandang. Diantaranya ketika Jepang membentuk badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan atau dikenal dengan BPUPKI. Wahid Hasyim merupakan salah satu anggota termuda setelah BPH. Bintoro dari 62 orang yang ada. Waktu itu Wahid Hasyim berusia 33 tahun, sementara Bintoro 27 tahun.
5. Amir Syarifuddin
Nama Amir Syarifuddin sangat terkenal di antara pemuda-pemuda Indonesia.Perannya bukan hanya di Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda itu.
Amir Syarifuddin juga merupakan tokoh ulung partai, ahli mengorganisasi massa, pengacara yang handal dan merupakan tokoh pemuda yang paling disegani.
Perjuangannya di awali ketika invansi Jepang ke Hindia Belanda.
Kala itu Amir Syarifuddin berusaha menyetujui dan menjalankan garis Komunis Internasional.
6. Ahmad Soebardjo
Soebardjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Semasa remaja Subarjo sekolah di Hogere Burger School, Jakarta (Setara dengan Sekolah Menengah Atas) pada tahun 1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan memperoleh ijazah Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Sarjana Hukum) di bidang undang-undang pada tahun 1933. Dalam bidang pendidikan, Sebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.
7. Soepomo
Prof. Mr. Dr. Soepomo adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 22 Januari 1903 dan meninggal di Jakarta pada 12 September 1958 . Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-Undang Dasar 1945 bersama dengan Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.
8. Otto Iskandarninata
Raden Otto Iskandardinata merupakan salah seorang pahlawan nasional yang terkenal sebagai seorang yang sangat berani melawan Belanda.
Otto Iskandardinata pernah masuk ke dalam daftar hitam yang membuat pemerintah kolonial Belanda ketar-ketir karena keberaniannya dalam membongkar kasus bendungan Kemuning.Otto Iskandardinata juga menjadi orang pertama yang memopulerkan frasa Indonesia Merdeka.
9. A. A Maramis
A.A Maramis ditugaskan pemerintah untuk merumuskan dasar negara dan beliau memimpinnya setelah melihat dari saran Ir.Soekarno,Mr.Soepomo,Moh.Yamin kemudian beliau memutuskan untuk memilih usulan dari Mr.Soepomo.
10. Supriyadi
Supriyadi adalah pahlawan nasional Indonesia yang memberontak melawan Jepang yang menduduki pada tahun 1945.Supriyadi lahir pada 13 April 1923 di Trenggalek, Jawa Timur. Ketika ia bersekolah untuk menjadi pegawai pemerintah di Magelang, Jepang menyerbu Indonesia pada tahun 1942. Akibatnya ia kemudian beralih menjalani pelatihan pemuda (Seimendoyo) di Tangerang, Jawa Barat (sekarang di provinsi Banten).
1. Fatmawati yaitu yang bernama asli kan Fatimah lahir di bangkulu, 5 Februari 1923 dan meninggal di Kuala lumpur, Malaysia 14 Mei 1980. Pada usia 57 tahun. Fatmawati terkenal dengan jasanya pada kemerdekaan yaitu menjahit bendera pusaka sang saka merah putih.
2. Raden mas Soewardi soerjaningrat atau Suwardi suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Lahir di pakuaalam, 2 Mei 1889 dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada usia 69 tahun. Ia adalah aktifitas pengerak kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politis, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia
Dari penjajah Belanda.
Kartika Dyah IX f
Dr. Ir. H. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945–1967. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Lahir: 6 Juni 1901, Surabaya
Meninggal: 21 Juni 1970, Jakarta
Jabatan sebelumnya: Presiden Indonesia (1945–1967)
Pasangan: Heldy Djafar (m. 1966–1969), Yurike Sanger (m. 1964–1968), lainnya
Anak: Megawati Soekarnoputri, Kartika Sari Dewi Soekarno, lainnya
Pendidikan: Technische Hoogeschool te Bandoeng (1921–1926), lainnya
Penghargaan: Bintang Kehormatan Filipina, Penghargaan Perdamaian Lenin
Nama:Fanda Novitasari
No&kls:8/9F
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EBI: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EBI: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun;[1] selanjutnya disingkat sebagai “Soewardi” atau “KHD”) adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EBI: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EBI: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun;[1] selanjutnya disingkat sebagai “Soewardi” atau “KHD”) adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998.[2]
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Sukarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).[3]
Nama:Fanda Novitasari
No:8
Kls; 9F
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EBI: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EBI: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun;[1] selanjutnya disingkat sebagai “Soewardi” atau “KHD”) adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998.[2]
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Sukarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959)
1.IR.H.Soekarno adalah presiden pertama republik indonesia mbejabat pada periode 1945 -1967 ia memainkan peran sangat penting dalam memerdekaan bangsa indonesia dari penjajahan indonesia
2.DR.DRS.H.MOHAMMAT hatta adalah negarawan dan ekonomi indonesia yang menjabat sebagai wakil indonesia pertama kali. Ia bersama soekarno memainkan peranaan sentral dlam perjuangan kemerdekaan indonesia dari penjajahan belanda
3.Raden mas soewardi soerja ningrat adalah aktivis pergerakan kemerdekaan indonesia kolumnis, poliesi dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi
4.K.H .ABDUL WAHID HASJIM adalah pahlawan nasional indonesia dari mentri negara dalam kabinet pertama indonesia
5.M.R amir sjari foendin harahap adalah seorang politikus sosialis dan salah satu pemimpin terawal republik indonesia ia menjabat sebagai perdana mentri ketika revolusi nasional indonesia sedang berlangsung
6.M.R raden achmad soebardjo djodjoa disoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan indonesia di plomat dan seorang pahlawan nasional indonesia ia adalah mentri luar negri indonesia yang pertama
7.prof.dr.mr.soepomo ,s.h adalah serorang pahlawan nasional indonesia soepomo di kenal sebagai arsitek uud 45
8.raden otto iskandardinata merupakan salahsatu pahlawan nasional indonesia. Raden otto iskandardinata mendapat julukan si jalak harupat
9.mr.alexander andries maramis adalah pejuang kemerdekaan indonesia dan pahlawan nasional. Dia pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP
10.SOEPRIJADI. atau di kenal dengan nama sodancoh soeprijadi terhadap pasukan pendudukan jepang di blitar pada februari 1945. Ia juga di tunjuk sebagai mentri keamanan rakyat dalam kabinet presidensial
Nama : Agustin Dwi Pratiwi
Kelas : IX A
No. : 03
Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.
Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama “Karna” menjadi “Karno” karena dalam bahasa Jawa huruf “a” berubah menjadi “o” sedangkan awalan “su” memiliki arti “baik”.
Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah. Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno.
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ). Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Mengguga, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Nama: Dany irmawan
Kelas: IXF
Bung Karno adalah nama populer dari Soekarno. Lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ketika Soekarno kecil, ia tidak tinggal bersama dengan orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama dengan kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Soekarno bahkan sempat mengenyam sekolah disana walau tidak sampai selesai, karena harus ikut bersama dengan orang tuanya yang pada waktu itu pindah ke Mojokerto. Di Mojokerto, Soekarno kemudian disekolahkan di Eerste Inlandse School dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Akan tetapi kemudian ia dipindahkan pada tahun 1911 ke ELS yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS yang ada di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto yang merupakan sahabat dari ayah Soekarno. Darisanalah Soekarno kenal dengan dunia perjuangan yang membuatnya menjadi pejuang sejati.
Bung Karno adalah nama populer dari Soekarno. Lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ketika Soekarno kecil, ia tidak tinggal bersama dengan orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama dengan kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Soekarno bahkan sempat mengenyam sekolah disana walau tidak sampai selesai, karena harus ikut bersama dengan orang tuanya yang pada waktu itu pindah ke Mojokerto. Di Mojokerto, Soekarno kemudian disekolahkan di Eerste Inlandse School dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Akan tetapi kemudian ia dipindahkan pada tahun 1911 ke ELS yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS yang ada di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto yang merupakan sahabat dari ayah Soekarno. Darisanalah Soekarno kenal dengan dunia perjuangan yang membuatnya menjadi pejuang sejati.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal ini juga diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia yang juga membuat Soekarno diangkat menjadi presiden pertama Indonesia. Dalam biografi Soekarno, ia berhasil membentuk pancasila dengan timnya sebagai dasar negara Indonesia.
Dengan proklamasi kemerdekaan ini juga membuat kawannya Mohammad Hatta dinobatkan sebagai wakil presiden pertama Indonesia mendampingi Soekarno. Diluar sosoknya sebagai Bapak Bangsa Indonesia, tidak banyak orang yang tahu jika Soekarno pernah menikah sebanyak sembilan kali. Kharisma yang luar biasa dimiliki oleh Soekarno melalui penuturan orang – rang yang dekat dengannya membuat wanita cantik terkesima dan kemudian dijadikan istri Soekarno. Beliau tertarik dengan wanita sederhana dan sopan. Salah satu istrinya Fatmawati pernah bertanya pada presiden Soekarno mengenai wanita yang berpenampilan seksi. Beliau menjawab bahwa wanita yang penampilannya sopan dan sederhana lebih menarik dan lebih ia sukai. Menurut Soekarno kecantikan seorang wanita terlihat dari keaslian, tutur bahasanya, sikapnya dan kesederhanaan yang terpancar dari dalam dirinya.
Ringkasan Biografi Soekarno
Biografi Soekarno dimulai dari kelahirannya. Pada tanggal 6 Juni 1901 Soekarno kecil dilahirkan di Kota Surabaya. Nama asli Soekarno adalah Koesno Sosrodiharjo. Namun karena waktu itu beliau sering sakit-sakitan saat masih kecil, akhirnya namanya diganti menjadi Soekarno.
Bung Karno lahir dari keluarga bangsawan dengan ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai.
Semasa hidupnya, presiden yang terkenal dengan kharismatiknya ini mempunyai 9 orang istri. Adapun istri-istri beliau, yaitu Fatmawati yang juga merupakan ibu negara yang pertama, Hartini, Haryati, Heldy Djafar, Inggit Garnasih, Kartini Manoppo, Oetari, Ratna Sari Dewi, dan Yurike Sanger.
Dari ke sembilan istrinya tersebut, Soekarno dikaruniai beberapa putra dan putri, yaitu Megawati Soekarno Putri, Mohammad Guruh Irianto Soekarno, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri, Taufan Soekarno Putra, Bayu Soekarno putra, Totok Suryawan, Kartika Dewi Soekarno, Ayu Gembirowati, Rukmini Soekarno, dan Guntur Soekarno Putra.
Biografi Moh Hatta Singkat
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Nama asli dari Moh Hatta adalah Mohammad Athar. Muhammad Djamil, ayahnya merupakan seorang pemuka agama yang meninggal ketika Moh Hatta berusia 8 bulan. Sehingga Moh Hatta dibesarkan oleh keluarga ibunya yang merupakan keluarga saudagar.
Ketika remaja, Moh Hatta mendalami agama Islam, bahasa Belanda hingga mengikuti berbagai macam ceramah dan pertemuan politik. Tidak hanya pertemuan yang dipimpin oleh Sutan Ali Said yang notabene seorang lokal saja. Melainkan Moh Hatta juga mengikuti pertemuan yang diisi oleh luar Jawa seperti Abdul Moeis dari Serikat Islam.
Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat dan Lengkap
written by Henry Hafidz
Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional sekaligus menyandang bapak pendidikan. Nama asilnya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Tapi pada tahun 1922 lebih dikenal menjadi Ki Hadjar Dewantara. Beberapa sumber menyebutkan dengan bahasa Jawanya yaitu Ki Hajar Dewantoro. Ki Hajar Dewantara lahir di daerah Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal di Kota Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 ketika umur 69 tahun. Selanjutnya, bapak pendidikan yang biasa dipanggil sebagai Soewardi merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, politisi, kolumnis, dan pelopor pendidikan bagi bumi putra Indonesia ketika Indonesia masih dikuasai oleh Hindia Belanda.
Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu organisasi pendidikan yang memberikan kesempatan untuk para pribumi agar bisa mendapatkan hak pendidikan yang setara seperti kaum priyayi dan juga orang-orang Belanda. Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei kini diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara punya tiga semboyan yang terkenal yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho yang berarti di depan memberi contoh, Ing Madya Mangun Karso yang berarti di tengah memberikan semangat dan Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang memberikan dorongan.
Salah satu bagian dari tiga semboyan buatan Ki Hajar Dewantara yaitu tut wuri handayani menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia hingga saat ini. Atas jasanya, namanya juga diabadikan di sebuah nama kapal perang Indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara. Potret Ki Hajar Dewantara juga diabadikan di uang kertas pecahan dua puluh ribu rupiah pada tahun 1998. Tujuh bulan setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden RI yang pertama, Sukarno, pada tanggal 28 November 1959 menurut Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959.
Biografi KH. Abdul Wahid Hasyim Singkat
Sosok pria yang akrab dengan panggilan Wahid Hasyim ini merupakan putra dari KH. Hasyim Asy’ari dan Nyai Nafiqah. Wahid Hasyim lahir di Kabupaten Jombang, 1 Juni tahun 1914. Wahid Hasyim merupakan salah satu anggota keluarga / keturunan dari kendiri Organnisasi Islam Nahdlatul Ulama, yaitu KH. Hasyim Asy’ari. Berdasarkan silsilah keturunan lewat jalur dari ayah, Wahid Hasyim adalah seorang pria yang memiliki hubungan darah dengan salah seorang sultan dari kerajaan Demak, yaitu Sultan Sutawijaya. Adapun silsilah keturunan lewat jalur dari ibu bersambung sampai ke Sultan Brawijaya V yang merupakan salah seorang Sultan dari Kerajaan Mataram.
Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap adalah seorang politikus sosialis dan salah satu pemimpin terawal Republik Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri ketika Revolusi Nasional Indonesia sedang berlangsung. Berasal dari keluarga Angkola Muslim, Amir menjadi pemimpin sayap kiri terdepan pada masa Revolusi.Wikipedia
Lahir: 27 April 1907, Medan
Meninggal: 19 Desember 1948, Surakarta
Dimakamkan: TPU Ngaliyan Desa Lalung, Karanganyar
Organisasi yang didirikan: Pemuda Rakyat
Anak: Helena Luis Syarifuddin Harahap, Andrea, Tito Batari, Kesas Taromar, Lidya Ida Lumongga, lainnya
Pendidikan: Europeesche Lagere School (1914–1921), Rechtshoogeschool te Batavia
Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo
Soebardjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Semasa remaja Subarjo sekolah di Hogere Burger School, Jakarta (Setara dengan Sekolah Menengah Atas) pada tahun 1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan memperoleh ijazah Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Sarjana Hukum) di bidang undang-undang pada tahun 1933. Dalam bidang pendidikan, Sebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.
Achmad Soebardjo lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, tanggal 23 Maret 1896. Ayahnya bernama Teuku Muhammad Yusuf, masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie. Ibu Ahmad Soebardjo bernama Wardinah. Ia keturunan Jawa-Bugis, dan anak dari Camat di Telukagung, Cirebon. Ketika menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi kepemudaan seperti Jong Jawa dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Ahmad Subarjo juga pernah menjadi utusan Indonesia bersama dengan Mohmmad Hatta pada konferensi antar bangsa “Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah” yang pertama di Brussels dan kemudiannya di Jerman. Pada persidangan pertama itu juga ia bertemu Jawaharlal Nehru dan pemimpin-pemimpin nasionalis yang terkenal dari Asia dan Afrika. Sewaktu kembalinya ke Indonesia, ia aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Karir Ahmad Subarjo terus naik ketika dilantik menjadi Menteri Luar Negeri tanggal 17 Agustus 1945, sekaligus sebagai menteri luar negeri pertama. Kabinet saat itu bernama Kabinet Presidensial, kemudian menjabat Menteri Luar Negeri sekali lagi pada tahun 1951 – 1952. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland antara tahun-tahun 1957 – 1961.
Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, akibat flu yang menimbulkan komplikasi. Ia dimakamkan di rumah peristirahatnya di Cipayung, Bogor. Pemerintah mengangkat almarhum sebagai Pahlawan Nasionl pada tahun 2009.7
Biografi Soepomo, Perumus Pancasila dan UUD 1945
Jumat, 6 Desember 2019 | 15:59 WIB
KOMPAS.com – Nama Dr. Soepomo mungkin lebih dikenal sebagai jalan di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Namanya memang diabadikan di jalan Jakarta dan sejumlah kota lain di Indonesia atas jasanya yang besar. Dr Soepomo adalah salah satu perumus dasar negara yakni Pancasila.
Ia juga ikut menyusun Undang-undang Dasar 1945. Dikutip dari Biografi yang disusun Direktorat Jenderal Kebudayaan, Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 22 Januari 1903.
Meski berasal dari kota kecil, Soepomo lahir dari keluarga yang terpandang di sana. Ia adalah putra pertama Raden Tumenggung Wignyodipuro, pejabat Bupati Anom Inspektur Hasil Negeri Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Soebardjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Semasa remaja Subarjo sekolah di Hogere Burger School, Jakarta (Setara dengan Sekolah Menengah Atas) pada tahun 1917. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan memperoleh ijazah Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Sarjana Hukum) di bidang undang-undang pada tahun 1933. Dalam bidang pendidikan, Sebardjo merupakan profesor dalam bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia.
Achmad Soebardjo lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, tanggal 23 Maret 1896. Ayahnya bernama Teuku Muhammad Yusuf, masih keturunan bangsawan Aceh dari Pidie. Ibu Ahmad Soebardjo bernama Wardinah. Ia keturunan Jawa-Bugis, dan anak dari Camat di Telukagung, Cirebon. Ketika menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi kepemudaan seperti Jong Jawa dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Ahmad Subarjo juga pernah menjadi utusan Indonesia bersama dengan Mohmmad Hatta pada konferensi antar bangsa “Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah” yang pertama di Brussels dan kemudiannya di Jerman. Pada persidangan pertama itu juga ia bertemu Jawaharlal Nehru dan pemimpin-pemimpin nasionalis yang terkenal dari Asia dan Afrika. Sewaktu kembalinya ke Indonesia, ia aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Karir Ahmad Subarjo terus naik ketika dilantik menjadi Menteri Luar Negeri tanggal 17 Agustus 1945, sekaligus sebagai menteri luar negeri pertama. Kabinet saat itu bernama Kabinet Presidensial, kemudian menjabat Menteri Luar Negeri sekali lagi pada tahun 1951 – 1952. Selain itu, ia juga menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Switzerland antara tahun-tahun 1957 – 1961.
Ahmad Subardjo Djoyoadisuryo meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, akibat flu yang menimbulkan komplikasi. Ia dimakamkan di rumah peristirahatnya di Cipayung, Bogor. Pemerintah mengangkat almarhum sebagai Pahlawan Nasionl pada tahun 2009.7
Biografi Soepomo, Perumus Pancasila dan UUD 1945
Jumat, 6 Desember 2019 | 15:59 WIB
KOMPAS.com – Nama Dr. Soepomo mungkin lebih dikenal sebagai jalan di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Namanya memang diabadikan di jalan Jakarta dan sejumlah kota lain di Indonesia atas jasanya yang besar. Dr Soepomo adalah salah satu perumus dasar negara yakni Pancasila.
Ia juga ikut menyusun Undang-undang Dasar 1945. Dikutip dari Biografi yang disusun Direktorat Jenderal Kebudayaan, Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 22 Januari 1903.
Meski berasal dari kota kecil, Soepomo lahir dari keluarga yang terpandang di sana. Ia adalah putra pertama Raden Tumenggung Wignyodipuro, pejabat Bupati Anom Inspektur Hasil Negeri Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
R. Otto Iskandardinata
Pahlawan Nasional
SemuaProfilBeritaFoto
Nama Lengkap
R. Otto Iskandardinata
Alias
No Alias
Tempat Lahir
Bojongsoang, Kabupaten Bandung
Tanggal Lahir
Rabu, 31 Maret 1897
Zodiak
Aries
Warga Negara
Indonesia
Ayah
Raden Haji Rachmat Adam
Ibu
Nyi Raden Siti Hatijah
Istri
Soekirah
Biografi
Lahir dari keturunan bangsawan yang di turunkan dari ayahnya,Raden Otto Iskandardinata atau biasa di sebut Oto merupakan anak ke 3 dari 9 bersaudara, gemar bermain Bola serta menari Sunda juga pandai menabuh gamelan.
Menempuh pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Bandung dan melanjutkan pendidikan di Kweek-school Onder-bouw (Sekolah Guru Bagian Pertama) yang merupakan sekolah berasrama di Bandung.
Dari sinilah terlihat sifat dan kepintaran yg menonjol dari oto.suka berontak, tetapi selalu menunjukkan prestasinya.setelah lulus, Oto melanjutkan di Hogere Kweekschool (Sekolah Guru Atas) di Purworejo, Jawa Tengah.semakin matang pula pribadi Oto, dengan memiliki rasa keingin tahuan tentang bacaan koran De Expres yang isinya kebanyakan tentang kecaman kecaman terhadap Belanda,munculah sikap berontak Oto untuk memperjuangkan hak Bangsanya sendiri. Setelah lulus dari sekolah guru, Oto mendedikasikan diri sebagai Guru,yang mana memang menjadi cita cita Oto sejak kecil,dengan begitu,Oto bisa mewujudkan Bangsanya menjadi Bangsa yang berilmu dan bisa melestarikan tanah airnya dengan baik.
Pernah masuk dalam daftar hitam dan membuat khawatir pemerintah Hindia Belanda, salah satunya dikarenakan nyali Oto dalam membongkar kasus bendungan kemuning yang bisa menyelamatkan Rakyat Indonesia dari penipuan yang di lakukan pengusaha Belanda. Tak bisa di pungkiri,Oto lah orang yang pertama mempopulerkan kata Indonesia Merdeka dan kemudian disingkat menjadi Merdeka karena kegigihan Oto dalam memperjuangkan Hak rakyatnya.
Menikah dengan gadis bernama Soekirah putri Asisten Wedana di Banjarnegara yang 10 tahun lebih muda darinya dan dikaruniai 12 Orang anak. Pada tanggal 20 Desember 1945 adalah hari di tetapkannya sebagai hari wafatnya Oto akibat dari korban “Laskar Hitam” di Pantai Mauk, Tangerang, dan tidak pernah ditemukan jenazahnya. setelah kematiannya, Oto ditetapkan pemerintah sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Biografi Pahlawan Nasional Alexander Andries (AA) Maramis
By Redaksi on November 9, 2019
Alexander Andries Maramis lahir di Manado, Sulawesi Utara, 20 Juni 1897. Dia wafat di Jakarta, 31 Juli 1977 pada umur 80 tahun. Dia dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia dan pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP bersama Kahar Mudzakkir dan KH Masykur.
Maramis juga pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia. Sebagai Menteri Keuangan, Maramis berperan penting dalam pengembangan dan pencetakan uang kertas Indonesia pertama atau Oeang Republik Indonesia (ORI).
Duta Besar
Di antara tahun 1950 dan 1960, Maramis mewakili Indonesia sebagai Duta Besar untuk empat negara: Filipina, Jerman Barat, Uni Soviet, dan Finlandia. Selama beberapa bulan ia menjabat sebagai duta besar untuk Uni Soviet dan Finlandia pada waktu yang bersamaan.
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai duta besar untuk Uni Soviet dan Finlandia, Maramis dan keluarganya menetap di Swiss. Dia sedang menetap di Lugano pada saat sebelum dia kembali ke Indonesia pada tahun 1976.
Biografi Singkat Supriyadi
Supriyadi lahir di Trenggalek pada tanggal 13 April 1923 dengan nama Priyambodo. Sejak kanak-kanak darah patriotiknya sudah sudah berkobar-kobar karena kakek tirinya senantiasa memberi wejangan tentang nilai-nilai kepahlawanan yang bersumber dari cerita wayang.
Semula, Supriyadi adalah perwira instruktur yang diangkat Jepang untuk pembentukan tentara-tentara pribumi sebagai kader inti PETA (Pembela Tanah Air). Ia ditempatkan di Peleton I Kompi III PETA di Blitar. Menyaksikan kekejaman tentara Jepang terhadap bangsanya, darah muda Supriyadi mendidih.
Pada tanggal 14 Februari 1945, kebenciannya kepada penjajah Jepang kejam akhirnya meletus menjadi sebuah pemberontakan di Blitar. Kendati bisa dipadamkan dalam waktu singkat, pemberontakan yang dipimpin perwira berpangkat shodanco yang baru berusia 22 tahun ini memakan banyak korban dari pihak tentara Jepang. Namun karena kekuatan yang tidak berimbang, anggota PETA yang melakukan perlawanan itu akhirnya dapat ditumpas. Sejumlah anak buah Supriyadi menyerah malah ada yang dihukum mati dan dipenjara.
Sedangkan keberadaan Supriyadi saat ini masih diliputi misteri. Tidak ada saksi langsung yang melihat ia di eksekusi. Namun tidak banyak yang meyakini ia masih hidup, mengingat kejamnya perlakuan tentara Jepang terhadap pemberontak.
Keberanian para tentara PETA Blitar, yang dipimpim Supriyadi melawan Jepang, telah menginspirasi timbulnya berbagai perlawanan sejenis dari para tentara PETA di daerah lainnya, seperti PETA Gumilir-Cilacap, PETA Cileunca Pengalengan-Bandung, PETA Rengasdengklok kemudian PETA Jakarta. Perlawanan PETA tersebut merupakan kekuatan moral bagi para pemimpin bangsa untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Peristiwa itu, juga mendorong keberanian rakyat untuk melucuti senjata tentara Jepang menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.