- Gunung Meletus
- Tindakan yang dilakukan jika terjadi letusan gunung berapi diantaranya sebagai berikut.
- Hindari daerah rawan seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
- Berlindunglah dari abu letusan dan awan panas.
- Hindari mengendarai kendaraan karena abu letusan dapat merusak mesin kendaraan, rem, persneling, hingga perapian.
- Gunakan pakaian yang dapat melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, dan topi.
- Hindarilah tempat terbuka agar terhindar dari abu vulkanik. Berlindunglah di tempat tertutup, misalnya di rumah.
- Lindungilah mata dari abu vulkanik.
- Kenakan masker untuk menutup mulut dan hidung dari abu vulkanik.
- Banjir
- Pindahkan barang-barang atau perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi dan tidak terjangkau oleh genangan air.
- Segera padamkan listrik dan gas di rumah.
- Pantaulah informasi penting yang disampaikan melalui radio, televisi, atau apapun yang ada di sekitar Anda.
- Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi.
- Perhatikan kondisi air, apakah terus meningkat atau tidak.
- Jika hujan tidak berhenti dan air kelihatan tidak surut atau bahkan meningkat, segeralah mengungsi ke tempat yang aman atau ke tempat yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat.
- Jika ada imbauan mengungsi, segera lakukan dengan tetap tenang dan tertib.
- Jika terjebak dalam rumah, cobalah untuk tenang. Berusahalah untuk mencari pertolongan dengan menghubungi kerabat, PMI, kantor pemerintah, atau polisi.
- Tetaplah menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.
- Usahakan untuk tidak tidur di tempat terbuka.
- Angin Puting Beliung/Angin Puyuh
Jika sedang berada di dalam ruangan
- Tutup jendela dan pintu lalu kunci.
- Matikan semua aliran listrik dan peralatan elektronik. Jangan lupa, copot juga regulator tabung gas untuk mencegah kebakaran.
- Menjauh dari sudut ruangan, pintu, jendela, dan dinding terluar bangunan. Anda bisa berlindung di tempat aman seperti di tengah ruangan.
Jika sedang berada di dalam kendaran
Segera hentikan laju kendaraan lalu cari tempat perlindungan yang terdekat di sana.
Jika sedang berada di luar ruangan
- Jika terasa petir akan menyambar, segera
membungkuk, duduk dan peluk lutut Anda ke dada.
- Jangan tiarap di atas tanah.
- Segera masuk ke dalam rumah atau bangunan yang sekiranya kokoh.
- Hindari berlindung di dekat tiang listrik, papan reklame, jembatan, dan jalan layang.
- Waspada terhadap benda-benda yang diterbangkan oleh angin, karena dapat menyebabkan cedera parah hingga kematian.
- Tanah Longsor
1. Evakuasi
Jangan sepelekan peringatan evakuasi dini yang disarankan. Kebanyakan orang masih sering mengabaikan peringatan evakuasi sampai akhirnya terlambat.
Saat evakuasi, pastikan Anda membawa barang penting dan darurat seperti obat, air minum, makanan. Jangan lupa untuk memberi peringatan kepada orang sekitar dan juga bawa hewan peliharaan Anda.
2. Menyingkir
Jika Anda berada di area luar ruangan tanpa ada tempat berlindung, maka segeralah menyingkir ke tempat yang lebih aman. Namun tetap waspada dan berhati-hati ketika melangkah. Perhatikan juga aliran longsoran.
Hanya saja ini bisa dilakukan ketika longsor ringan dan lambat.
3. Hati-hati dan waspada saat banjir
Longsor kerap ‘berteman’ baik dengan banjir. Jika Anda harus meninggalkan lokasi berbahaya tersebut dengan segera sembari berkendara, maka berhati-hatilah.
Waspada degan jalan yang tergenang banjir, jembatan yang roboh, jalanan yang rusak, dan lainnya. Ingatlah untuk tidak melawan arus banjir.
4. Hindari lembah sungai dan daerah rendah lainnya
Menggulung seperti trenggiling
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin sudah tak bisa lagi keluar dari lokasi longsor alias terjebak. Jika Anda terjebak di area longsor, maka buatlah posisi menggulung dengan menekuk bahu ke arah bawah dan menempelkan dahi ke lutut yang tertekuk. Posisi ini bertujuan untuk melindungi kepala Anda.
- Tsunami
- Cari tempat yang lebih tinggi
- Cari sesuatu untuk bertahan. Jika terlalu jauh untuk mencapai tempat yang tinggi, cobalah raih sesuatu yang memungkinkan untuk bertahan. Cobalah untuk memanjat pohon besar yang tinggi dan memiliki akar kuat. Hal ini untuk menghindari terjangan arus dan gelombang yang besar.
- Keluar dari kendaraan
- Hindari tempat-tempat yang penuh dengan kendaraan, tiang, atau benda-benda berat. Carilah tempat lapang. Karena berada di tempat yang penuh dengan benda berat bisa meningkatkan risiko terluka atau terhantam.
- Jauhi infrastruktur bertegangan listrik. Ketika tsunami terjadi dan setelahnya, hindari infrastruktur yang memiliki aliran listrik. Air akan membuat aliran listrik menjadi berbahaya.
- Kebakaran hutan
- Jangan Panik.
Saat terjadi peristiwa di luar dugaan, kepanikan hanya akan membuyarkan konsentrasi dan mendorong munculnya kecerobohan. Rute penyelamatan atau denah tempat kerja yang sudah lekat dalam ingatan juga bisa dihilangkan seketika oleh rasa panik.
Usahakan untuk tetap tenang dan ingat kembali denah tempat kerja atau rute keselamatan. Biasanya denah atau rute keselamatan itu terpasang dekat tangga atau lift.
2. Matikan Peralatan Listrik
Saat mendengar alarm kebakaran, jangan buru-buru meninggalkan meja kerja. Biasanya kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek listrik, sehingga sebaiknya matikan atau lepaskan peralatan listrik. kemudian amankan dokumen yang dirasa penting.
3. Lindungi Saluran Pernapasan
Saat titik kebakaran berada cukup dekat, maka asap bisa jadi tak terhindarkan. Segera lindungi hidung dan mulut dengan tisu, tisu basah, sapu tangan atau bisa juga atasan yang dipakai. Asap kebakaran yang terhirup bisa beraki.
Asap akan bergerak ke atas, sehingga bungkukkan badan serendah mungkin, atau merangkaklah. Saat terjebak asap dalam kondisi ramai, tetap berada di posisi semula, tapi tetap bungkukkan badan. Tetap tutup hidung dan mulut dan bernapas perlahan.
4. Ikuti Petunjuk Evakuasi
Biasanya jika kebakaran terjadi di sebuah gedung, akan ada pengeras yang memberikan petunjuk arah untuk penghuni gedung. Namun jika tidak ada, ikuti petunjuk arah evakuasi yang biasa terpasang di dinding.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah jangan keluar dari gedung menggunaan lift karena dikhawatirkan dapat berhenti mendadak saat kondisi darurat.
Selain terjebak di dalam lift, orang juga dapat mengalami gangguan saraf akibat lift yang berhenti mendadak. Dalam situasi seperti ini, disarankan untuk menggunakan tangga darurat.
5. Jangan Sampai Terjebak di Keramaian
Penyebab banyaknya korban kebakaran biasanya karena penghuni gedung yang fokus pada satu akses keluar gedung. Penghuni gedung berdesakan dan terlanjur menghirup asap kemudian pingsan.
Sebaiknya jika terjebak keramaian, usahakan mencari jalan lain, bisa dengan ke ujung ruangan, lorong atau tangga.
Kalau memungkinkan, orang dapat keluar lewat jendela, dengan catatan jika posisi jendela tak terlalu tinggi dari tanah. Untuk mengatasi rasa cemas akibat ketinggian, coba duduk di kerangka jendela. Dorong tubuh perlahan dengan kedua tangan, jaga agar tubuh tidak tegang. Usahakan untuk mendarat dengan kedua kaki dan lutut jangan terkunci.
- Gempa bumi
- Bila berada didalam bangunan, segera berlindung dibawah rangka bangunan atau dikolong benda yang kuat (Meja, Kursi dll) setelah itu keluarlah menuju tempat terbuka menggunakan tangga darurat. Menjauhlah dari jendela kaca dan benda-benda yang berpotensi akan jatuh (Lampu, Lemari, Vas Bunga dll)
- Bila berada di luar, cari tempat terbuka yang jauh dari bangunan, tiang listrik, baliho, pohon tinggal dll yang berpotensi roboh.
- Bila sedang mengemudi, berhentilah dan menjauh dari jembatan atau terowongan.
- Bila berada di pegunungan, hindari lereng dan jurang dan waspadalah dengan reruntuhan batu atau tanah longsor akibat gempa.
- Bila berada di pantai, segeralah berpindah kedaerah yang lebih tinggi untuk menghindari apabila gempa berpotensi menyebabkan gelombang tsunami.
- Likuifaksi
Yang bisa dilakukan adalah mencari lokasi sejauh mungkin, karena pasti ambles. Jika ada dataran batuan keras, bisa naik ke sana sana. Ini berbahaya untuk yang berada di pemukiman padat penduduk,”
Dikutip dari berbagai sumber