Sekolah ini adalah SMP dan SMA satu atap hanya ada satu di Fukuyama, sekolah ini sudah berumur 119 tahun dengan jumlah murid pada tahun 2018 sebanyak 935 dengan 69 guru. Untuk masuk ke sekolah ini ada tes khusus sehingga sekolah ini termasuk sekolah favorit dengan kelebihan memfokuskan pada kerjasama dan pertukaran internasional. Setiap tahun sekolah ini mengadakan field trip ke Singapura dan Malaysia, selain itu mengadakan kunjungan persahabatan ke sekolah Johor baru yang selalu dilakukakan tiap tahun. Selain itu sekolah ini juga sering menerima kunjungan dari berbagai negara untuk mempelajari sistem pendidikan di Jepang.
Kepala Sekolah didampingi para Wakilnya
Perpustakaan SMP dan SMA Municipal
Beberapa acara yang sering dilakukan adalah mengikuti tea ceremony, komunikasi kelas, makan siang, bersih-bersih dan meting. Pada waktu itu kami mengadakan tur sekolah dengan didampingi anak kelas 1 SMA, selama kurang lebih satu jam kami mengelilingi sekolahan yang berlantai 4. Masuk ruang kelas, ruang computer, ruang seni, kelas komunikasi dan perpustakaan. Di kelas komunikasi ada satu guru dari Amerika yang sedang mengajar, dia mendapatkan tugas untuk mengajar selama dua tahun di sekolah tersebut. Program yang dilakukan guru tersebut adalah kerjsama JAICA dengan USA.
Program guru dari Amerika yang mengajar selama 2 tahun
Upacara minum teh tradisional Jepang
Tradisi minum teh tradisional Jepang
Di akhir pertemuan pada sesi tanya jawab kepala sekolah menjelaskan bahwa Jepang dan Indonesia sebenarnya mempunyai kesamaan yaitu berupa negara kepulauan yang membedakan adalah di Jepang hanya ada satu suku dan satu bahasa sedangkan di Indonesia sangat beragam. Sekolah ini menjaga sekali hubungan internasional. Beberapa wujud dari hubungan internasional tersebut adalah pertukaran pelajar.
Pertukaran pelajar tersebut dilakukan sekolah di bulan Juli yang mengadakan exchange ke Quensland selama 2 minggu dengan 20 siswa. Kemudian juga menerima kunjungan dari Korea . Di tahun yang sama juga ada kunjungan berupa field trip ke Singapura dan Malaysia dengan jumlah peserta 200 siswa.
Kemajuan sekolah ini tidak terlepas dari proses lesson study yang dilakukan para guru. Siswa dilibatkan secara aktif sehingga ada komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dengan focus siswa dapat mengungkapkan berbagai ide atau pendapat. Penelitian yang dilakukan oleh guru diantaranya tentang interaksi dengan teman satu kelasnya. Guru juga mengadakan presentasi tentang penelitiannyasehingga bisa dijadikan contoh bagi siswa sekolah tersebut.
Beberapa kegiatan yang rutin dilakukan adalah MOPD, paduan suara, seni, drama, olah raga dan pidato dalam bahasa Inggris. Ada sejenis OSIS juga. Sekolah ini hanya khusus untuk siswa regular. Beberapa kegiatan khususnya olah raga membuat siswa putra dan putri dipisah sebagai contoh siswa putra berlatih kendo maka siswa putri akan berlatih olah raga yang lain.
Pemerintah menjamin pendidikan gratis dari SD dan SMP, sedangkan SMA diserahkan pengelolaannya di daerah masing-masing. Untuk sekolah ini bagi siswa yang orang tuanya tidak mampu akan mendapat bantuan dari pemerintah daerah sedangkan bagi yang orang tuanya mampu maka tidak mendapatkan bantuan. Untuk sekolah swasta ada subsisdi 30% dari pemerintah daerah.
Di sekolah tidak ada Ujian Nasional yang ada SMA menyiapkan siswa sejak dini untuk menghadapi ujian masuk universitas. Untuk siswa yang akan masuk ilmu sains di universitas maka akan dibuka kelas khusus yang lebih banyak materi tentang ilmu sainsnya.