#10 Belajar di Universitas Chiba

Hari Senin kami menuju Tokyo dengan menggunakan kereta Sinkansen, tujuan kami adalah kuliah kelas sore di Chiba University. Perjalanan dari Fukuyama ke Tokyo ditempuh dalam waktu 3,5 jam dengan menggunakan kereta supercepat tersebut. Jarak normalnya seperti kota Salatiga ke Jakarta yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 jam.Di dalam Sinkansen kalau sedang berpapasan dengan kereta sejenis wussss, kayak bayangan gerakan kereta saking cepatnya . Tiketnya mahal sekitar 1,7 juta dari Kota Fukuyama menuju Tokyo.

Kereta Supercepat Sinkansen

Suasana di dalam Kereta Sinkansen

Stasiun Kereta Meguro Tokyo

Setibanya di kota Tokyo kami makan di restoran Indonesia. Restoran tersebut bernama Cabe, tempatnya strategis berada di dekat stasiun dan dekat KBRI juga. Menunya khas Indonesia walaupun pelayannya bukan orang Indonesia semua. Harganya mahal benar, di restoran Cabe makan ikan dan ayam lebih murah daripada makan tempe. Dua tempe mendoan harganya 100 yen, gado-gado harganya 800 yen.

Restoran dengan menu Indonesia yang ada di kota Tokyo

Makan siang dengan menu Indonesia

Setelah makan siang kami menuju Chiba University dengan menggunakan kereta. Perjalanan ke Chiba University kurang lebih satu setengah jam dari Tokyo, itu belum durasi jalan kakinya. Orang Jepang itu makannya banyak tapi langsing-langsing karena sehari-hari mereka memang banyak jalan. Pukul 16.00 perkuliahan dimulai, kami kuliah bersama mahasiswa regular Universitas Chiba. Pelajaran yang diberikan Prof. Suji adalah Pengenalan dasar-dasar pendidikan di Jepang.

Materi:

Prof. Suji mengawali perkuliahan dengan membagi kelompok di dalam kelas dan membagi beberapa lembar kertas. Kemudian menyuruh kelompok-kelompok tadi saling mendengarkan orang lain berbicara dengan cara satu orang mahasiswa menceritakan sesuatu kemudian mahasiswa yang lain menanggapi.

Selanjutnya dosen menyuruh seorang mahasiswa untuk menyebutkan nama buah kemudian mahasiswa yang lain dalam satu kelompoknya merespon dengan satu kalimat yang berhubungan dengan buah tersebut. Kemudian dosen kembali menyuruh satu mahasiswa yang lain menyebutkan nama-nama makanan, satu persatu menyebutkan dan mahasiswa yang lain dalam satu kelompoknya merespon dengan satu kalimat yang berhubungan dengan nama makanan tersebut. Setelah itu dosen menyuruh sebutkan nama barang-barang yang ada di sekolah, satu persatu menyebutkan dan mahasiswa yang lain merespon.

Setelah kegiatan apersepsi tersebut, Prof. Suji masuk ke materi inti. Dia menulis tema yang akan dipelajari pada hari ini yaitu hubungan personal, kurikulum standart dan pendidikan guru. Selanjutnya dosen menghapus satu tema kemudian mahasiswa mengulang, dosen kembali menghapus dua, mahasiswa mengulang dan yang terakhir menghapus ke tiga dan mahasiswa mengulang lagi. Pada akhirnya mahasiswa bisa mengingat tentang ketiga tema yang akan di pelajari pada hari itu.

Setelah mengawali dengan apersepsi dan masuk ke tema inti yaitu menjelaskan tentang hubungan antara pendidikan dengan perundangan yang berkaitan dengan kurikulum nasional dimana membahas juga tentang  buku pelajaran yang digunakan.

Di Jepang pendidikan Bahasa asing sudah dimasukan ke dalam kurikulum. Beberapa hal yang terkait dengan kurikulum standart di Jepang berkaitan dengan aspek kemanusiaan, kesehatan dan kekuatan fisik serta kemampuan akademik. Ketiga hal tersebut merupakan hal yang mendasar yang ada di kurikulum nasional Jepang.

Melihat sejarah, kurikulum Jepang setiap sepuluh tahun sekali diperbaiki sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah pasca perang, kurikulum nasional diperbaiki dengan rincian pada tahun 1958 pelajaran budi pekerti dimulai, tahun 1969 tentang kegiatan khusus di sekolah kemudian tahun 1977 kelonggaran kepada anak-anak berkaitan dengan 5 hari sekolah. Makin ke sini jam mengajar makin berkurang lebih ditekankan pada kemampuan berpikir, kemampuan untuk membayangkan masa depan dan kemampuan untuk mengambil keputusan.

Selain itu dosen juga menjelaskan tentang peran dewan pendidikan menuju pendidikan yang global, evaluasi tentang ujian masuk perguruan tinggi. Kurikulum nasional di Jepang diperbaiki setelah 10 tahun agar sesuai dengan perkembangan jaman contoh seiring perkembangan ponsel pintar. Setiap tahapan kurikulum nasional dilakukan dengan melihat berbagai permasalahan yang terjadi.

Di dalam kelas tersebut juga membahas hal-hal negatif yang yang terjadi sekarang di dunia guru yaitu LGBT, pelecehan seksual, pencurian gambar atau foto, siksaaan fisik, membocorkan data-data informasi siswa seperti alamat, golongan darah, nama orang tua dan lain-lain, membocorkan masalah pribadi anak dengan lingkungan dan keluarga kepada orang lain bahkan sesama  guru, menyetir dalam keadaan mabuk dan melanggar aturan lalu lintas.

Prof. Suji juga mengatakan guru harus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga semua permasalahan di atas bisa dihindari agar guru guru benar-benar menjadi teladan di mata masyarakat. Selanjutnya di akhir kuliah dosen memberi tugas yaitu setiap mahasiswa disuruh menulis kelak jika menjadi guru ingin menjadi sosok guru seperti apa?

14 Guru Berprestasi nasional mengikuti sesi kuliah di Universitas Chiba

Suasana kuliah bersama Prof. Suji dan mahasiswa reguler Universitas Chiba

Berita Terkait