Kuliah pada sesi ini kami berkesempatan untuk belajar bersama Prof. Imamaka tentang sekolah berkebutuhan khusus.
Sekolah di Jepang memulai tahun ajaran baru pada bulan April. Usia masuk SD antara 6 – 7 tahun. Sebanyak 56% anak Jepang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan untuk sekolah berkebutuhan khusus juga menerapkan sistem yang sama yaitu memulai tahun ajaran baru di bulan April. Sekolah berkebutuhan khusus di Jepang berada dalam satu lokasi mulai dari SD, SMP dan SMA. Sedangkan untuk penyelenggaraannya sekolah berkebutuhan khusus ini paling banyak dimiliki oleh wilayah administratif setingkat kota/kabupaten kalau di Indonesia.
Di kota Hiroshima ada sebanyak 17 sekolah berkebutuhan khusus. Selain tingkat kota juga ada pihak Universitas yang mendirikan sekolah berkebutuhan khusus. Sedangkan untuk sekolah berkebutuhan khusus yang dimiliki swasta jumlahnya sedikit. Ada beberapa fakta yang terungkap tentang jumlah anak berkebutuhan khusus yang berada di Jepang. Di Jepang jumlah anak semakin sedikit tapi jumlah anak yang masuk ke sekolah berkebutuhan khusus semakin banyak. Dari hasil diskusi kami menyimpulkan bahwa beberapa faktor menjadi alasan mengapa anak-anak ini terlahir menjadi anak berkebutuhan khusus yaitu banyak beredarnya makanan cepat saji, hormon yang disuntikan pada makanan ataupun ayam, sikap kerja yang tidak mengenal waktu sehingga rentan stress serta radiasi HP.
Akan tetapi jawaban yang paling betul adalah sebenarnya jumlah anak berkebutuhan khusus dari tahun ke tahun itu sama akan tetapi sekarang ini masyarakat lebih nyaman untuk menyekolahkan anaknya di sekolah berkebutuhan khusus karena berbagai fasilitas sudah memadai kemudian dari pihak pemerintah sendiri memberi bantuan yang cukup untuk menjadikan sekolah berkebutuhan khusus nyaman sebagai tempat belajar.
Awal adanya pendirian sekolah berkebutuhan khusus karena kondisi anak berkebutuhan khusus yang sudah beranjak dewasa dan mulai masuk dunia pekerjaan rata-rata akan mengalami penolakan dari perusahaan. Selain itu adanya sikap dari masyarakat sekitar yang memandang rendah kemampuan anak berkebutuhan khusus ini.
Beberapa fakta mengatakan beberapa tahun yang lalu orang tua banyak yang memaksakan anak berkebutuhan khusus untuk sekolah dan belajar di sekolah umum dikarenakan jumlah dan fasilitas sekolah berkebutuhan khusus yang belum memadai dan belum terstandarisasi.
Salah satu jenis sekolah untuk anak berkebutuhan khusus kita sebut dengan sekolah inklusi. Di dalam sekolah inklusi anak berkebutuhan khusus kategori ringan disatukan dalam satu kelas dengan anak-anak normal. Prof. Imamaka menjelaskan bahwa dari tahun ke tahun jumlah anak berkebutuhan khusus kategori penderita autis mengalami peningkatan.
Sebelum tahun 2007 masyarakat masih banyak yang memandang sebelah mata pada anak berkebutuhan khusus tetapi sekarang ini masyarakat sudah banyak yang menyadari bahwa di dunia ini selain anak dilahirkan normal ada juga anak yang dilahirkan sebagai anak berkebutuhan khusus .
Di jepang sekolah berkebutuhan khusus ada beberapa macam yaitu :
- Sekolah khusus
Target anak berkebutuhan khusus sebanyak 0,71% dengan jumlah anak 3 (tiga) perkelas. Anak berkebutuhan khusus yang mempunyai kekurangan satu jenis berjumlah 6 (enam) orang perkelas sedangkan untuk anak berkebutuhan khusus lebih dari satu jenis maka jumlah anaknya 3 (orang) perkelas.
Kurikulum sekolah ini menggunakan kurikulum seperti sekolah regular (tuna netra dan tuna grahita). Untuk anak berkebutuhan khusus tunagrahita kurikulum sedikit berbeda ada aktifitas kemandirian kalau di Indonesia namanya aktifitas bina diri.
- Sekolah regular tetapi ada sekolah khusus.
Target anak berkebutuhan khusus sebanyak 2,18% . Sekolah yang mempunyai kelas khusus sebanyak 77,4 % dengan jumlah anak 3 (tiga) sampai 6 (enam) perkelas.
- Sekolah regular di dalamnya ada kelas regular
Sekolah ini mempunyai jumlah siswa sebanyak 26 – 30 anak perkelas dengan jumlah anak paling banyak sebanyak 40 siswa. Di dalam kelas ini ada anak penderita autis. Cara pembelajarannya ada dua guru dimana guru satu sebagai guru utama sedangkan guru yang lain sebagai guru pendamping. Ada pelajaran teaching dan small grup. Kemudian ada juga beberapa kasus dimana peran guru hanya berusaha menimbulkan motivasi bagi anak berkebutuhan khusus supaya mau mandiri terhadap setiap hal yang dihadapinya.
Untuk menjadi guru sekolah berkebutuhan khusus harus mengikuti ujian dengan berbagai materi yang berhubungan dengan anak berkebutuhan khusus dan sekolah berkebutuhan khusus itu sendiri.
Ada komite pendidikan yang khusus untuk menangani sekolah berkebutuhan khusus dan anak berkebutuhan khusus. Setiap bulan mereka memeriksa sekolah berkebutuhan khusus tentang tenaga guru yang bekerja disana. Pelayanan dan fasilitas anak berkebutuhan khusus sekarang ini sudah diperhatikan oleh pemerintah. Ada asuransi untuk anak berkebutuhan khusus
Di Jepang beberapa perusahaan yang merekrut anak berkebutuhan khusus untuk menjadi pekerjanya adalah EFICO sebuah perusahaan yang memproduksi kerai untuk makanan dan UNICLO sebuah perusahaan pakaian yang mempunyai cabang sampai ke Indonesia, mereka sudah membuka lowongan untuk anak berkebutuhan khusus menjadi karyawannya, menjadi pelayan toko misalnya.
Dalam kelas bersama Prof. Imamaka kami mendapatkan informasi tentang sekolah berkebutuhan khusus di Jepang secara teori. Untuk tulisan berikutnya saya akan menjelaskan secara terperinci tentang kondisi dan layanan anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi di Jepang karena kami berkesempatan untuk mengunjungi beberapa sekolah tersebut.
suasana saat pembelajaran