Grogi

Hari ini untuk kesekian kalinya pembelajaran saya menggunakan satu media yang terinspirasi dari tokoh game untuk anak-anak. Saat ide game itu datang, saya sempat menyangsikan bisa tidak anak-anak didik saya paham dengan tokoh dan alur permainan ini. Sehingga satu hari sebelumnya dengan meminta waktu guru yang sedang mengajar di kelas tersebut saya menjelaskan tentang prinsip dan aturan main game tersebut. Ternyata anak-anak tersebut terutama yang laki-laki hampir semuanya paham akan tokoh serta aturan main game yang saya maksudkan sehingga ketakutan saya tidak terbukti.

Malamnya saya tidak bisa tidur, kejadian yang sama setahun yang lalu terulang lagi. Ada perasaan membayangkan besok gimana lancar tidak, anak-anak mengerti tidak, selalu membayangi terus. Padahal hal ini sering saya lakukan tetapi perasaan grogi pasti datang. Dan berdasar pengalaman juga biasanya fakta di lapangan tidak seperti yang saya bayangkan.

Tentang kendala pasti ada tetapi kendala yang bisa diatasi pastinya. Kalau setahun yang lalu, perasaan ini bertambah dua kali lipat karena ada harapan yang sangat tinggi di dalamnya tetapi sekarang tidak lagi walapun perasaan grogi itu selalu ada. Sambil terbangun di tengah malam kadang saya berpikir, untuk apa saya melakukan semua ini, bekerja keras tanpa kenal menyerah setelah kerja keras tidak ada apresiasi dari pihak manapun kecuali dari pihak penyelenggara itupun jika media tersebut saya ikutkan lomba. Teman-teman yang lain mengajar tanpa perlu bersusah payah sedang saya seperti malam ini pukul 19.30 dengan keadaan hujan harus menerobos hujan demi mengambil MMT di digital printing karena hari ini harus diajarkan di dalam kelas. Kalau teman yang lain pasti pilih tidur, toh gajinya sama antara yang jungkir balik dengan yang tidak.

Tetapi semua itu akan lenyap jika kita melihat bagaimana anak-anak tersebut sangat menginginkan kehadiran saya di kelasnya. Menunggu untuk pelajaran IPS Bu Ifah karena pasti ada sesuatu yang baru, sejenak melihat mereka tertawa dan exciting karena menjumpai sesuatu yang menarik dan baru. Dari semua penghargaan yang diharapkan di terima, sejatinya penghargaan dari anak-anak inilah yang paling besar karena seorang guru baru ada jika ada peserta didik yang diajarnya.

Jadi mulai sekarang kerja keras, pandangan miring, ejekan seakan selalui menyertai setiap karya yang saya hasilkan tapi saya tidak perduli karena mulai sekarang setiap karya yang saya hasilkan seluruhnya saya persembahkan untuk anak didik saya. Jikapun itu menang dalam sebuah lomba itu adalah berkah dari Alloh SWT untuk setiap kerja keras yang saya lakukan.

Berita Terkait