1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan kata jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin yang berarti “antara” yaitu segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber informasi dan penerima (Smaldino, et al., 2005: 9). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa segala sesuatu yang dapat menjembatani informasi antara sumber informasi dan penerima dapat dikatakan sebagai media. Pendapat lain mengatakan bahwa media diartikan sebagai alat fisik dari komunikasi
antara lain buku, modul cetak, teks terprogram, komputer, slide/pita presentasi, film, pita video, dan sebagainya (Gagne & Briggs, 1979: 175). Dengan kata lain, media merupakan benda fisik yang dapat menjadi penghubung komunikasi dari sumber informasi kepada orang lain yang melihat, membaca, atau menggunakannya. Benda tersebut dapat berbentuk cetak maupun noncetak.
Newby, et al. (2006: 308) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan pemilihan dan pengaturan informasi, kegiatan, metode, dan media untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Dalam pembelajaran terjadi pengaturan siswa untuk dapat belajar melalui kegiatan yang akan dilaksanakan, pemilihan metode dan media yang akan digunakan, serta adanya target pengetahuan atau kemampuan yang akan diperoleh setelah mengikuti serangkaian kegiatan. Semua hal tersebut dilakukan atau digunakan agar dapat membantu siswa untuk mencapai target berupa tujuan belajar yang telah direncanakan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran didefinisikan sebagai media pembelajaran (Smaldino, et al., 2005: 9). Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala alat yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Senada dengan definisi tersebut, Newby, et al. (2006: 308) mendefinisikan media pembelajaran sebagai saluran dari komunikasi yang membawa pesan dengan tujuan yang berkaitan den gan pembelajaran yang dapat berupa cara atau alat lain yang dengannya informasi dapat disampaikan atau dialami siswa. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran juga dapat berupa cara atau alat untuk berkomunikasi dengan siswa. Segala sesuatu yang digunakan sebagai penyampai pesan pembelajaran diidentifikasi sebagai media pembelajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran membantu siswa dalam mendapat atau membangun informasi atau pengetahuan.
Dari beberapa pendapat tersebut, media dapat diartikan sebagai alat fisik komunikasi yang berfungsimenyampaikan informasi (pengetahuan) dari sumber ke penerima informasi. Adapun media pembelajaran merupakan alat atau perantara untuk memfasilitasi komunikasi dari sumber belajar ke siswa dan mendukung proses belajar guna mencapai tujuan belajar.
2. Macam Media Pembelajaran
Menurut bentuknya, media yang digunakan dalam belajar dan pembelajaran secara umum dibedakan menjadi media cetak dengan noncetak serta media audio dengan nonaudio. Secara lebih spesifik, media dapat berupa antara lain teks, audio, visual, media bergerak, obyek/media yang dapat dimanipulasi (media manipulatif), dan manusia.
A. Media teks merupakan jenis media yang paling umum digunakan. Media ini berupa karakter
huruf dan bilangan yang disajikan dalam buku, poster, tulisan di papan tulis, dan sejenisnya (Smaldino, et al., 2005: 9; Newby, et al., 2006: 21).
B. Media audio meliputi segala sesuatu yang dapat didengar misalnya suara seseorang, musik, suara mesin, dan suara-suara lainnya.
C. Media visual meliputi berbagai bagan, gambar, foto, grafik baik yang disajikan dalam poster, papan tulis, buku, dan sebagainya.
D. Media bergerak merupakan media yang berupa gambar bergerak misalnya video/film dan animasi.
Adapun media manipulatif adalah benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan digunakan
dengan tangan oleh siswa.
Manusia juga dapat berperan sebagai media pembelajaran. Siswa dapat belajar dari guru, siswa yang lain, atau orang lain. Adapun menurut fungsinya, Suherman, et al. (2001: 200) mengelompokkan media menjadi
dua bagian yaitu:
pembawa informasi (ilmu pengetahuan)
alat untuk menanamkan konsep
Contoh media sebagai pembawa informasi yaitu papan tulis, kapur, spidol, jangka, mistar, komputer/laptop, dan LCD Proyektor. Terkadang media ini digolongkan sebagai sarana atau alat bantu. Adapun contoh media yang sekaligus alat penanaman konsep misalnya alat peraga matematika, lembar kerja, bahkan kapur pun selain merupakan pembawa informasi dapat pula menjadi alat penanaman konsep operasi bilangan bulat atau model bangun ruang tabung.
3. Pengertian Alat Peraga
Gerakan fisik merupakan salah satu dasar dalam belajar. Untuk belajar secara efektif, siswa harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan, bukan hanya sebagai penonton. Manipulasi peralatan yang digunakan dalam pembelajaran harus dapat mengabstraksikan suatu ide atau model. Kontak dengan benda nyata dapat membantu pemahaman terhadap ide-ide abstrak. Van Engen menegaskan peran sensory learning dalam pembentukan konsep. Reaksi terhadap dunia benda konkret merupakan dasar darimana struktur ide-ide abstrak muncul (Jackson & Phillips, 1973: 302). Lebih lanjut, guru perlu merancang aktivitas belajar yang memanfaatkan benda fisik, memfasilitasi terjadinya interaksi sosial, dan memberi kesempatan siswa untuk berpikir, memberi alasan, dan membentuk kesadaran akan pentingnya matematika, bukan hanya diceritakan oleh guru (Burns, 2007: 32). Benda fisik dalam pernyataan ini dapat diartikan
sebagai benda yang dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuan.
Alat peraga merupakan istilah dari Bahasa Indonesia yang terdiri dua kata yaitu “alat” dan “peraga” sehingga secara harfiah alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperagakan. Dalam konteks pembelajaran matematika, alat peraga matematika adalah alat yang memperagakan konsep dan prinsip matematika. Maksud dari “memperagakan” dalam konteks ini adalah menjadikan konsep dan prinsp matematika jelas secara visual, atau konkrit (dapat disentuh), atau bekerja pada suatu konteks. Dalam media pembelajaran, terdapat pula istilah “hands-onmaterials” yang dapat diartikan sebagai material atu benda yang dapat dipegang. Istilah ini dapat pula diartikan sebagai alat (peraga) manipulative karena dapat dioperasikan (dimanipulasi) menggunakan tangan untuk memperagakan suatu hal.
Menurut Posamentier, Smith, dan Stepelman (2010: 6), handon materials atau alat peraga manipulatif adalah benda nyata yang memungkinkan siswa dapat menyelidiki, menyusun, memindah, mengelompokkan, mengurutkan, dan menggunakannya ketika mereka menemui konsep model dan soal-soal matematika. Alat peraga manipulatif di sini dapat dimaknai sebagai alat yang digunakan untuk membantu siswa memahami matematika melalui benda nyata yang tidak hanya dapat digunakan oleh guru saja, tetapi juga siswa. Siswa dapat menyentuh, mengontrol, dan mengoperasikan alat peraga manipulatif tersebut dalam rangka mempelajari benda itu sendiri atau membantu mempelajari hal lain yang terkait dengannya. Alat peraga manipulatif membantu penyelidikan dalam pembelajaran.
Alat peraga berupa model dalam kaitannya dengan media mengacu pada representasi konkret konstruksi mental atau ide-ide (Johnson, Berger, & Rising, 1973: 235). Representasi konkret dari konstruksi mental atau ide dapat diartikan sebagai gambar atau benda nyata yang dapat menggambarkan obyek atau konsep abstrak, di mana kedua hal ini ada dalam matematika. Salah satu tipe media yang memfasilitasi untuk melakukan gerakan fisik untuk belajar adalah alat peraga manipulatif. Media ini berupa benda tiga dimensi yang dapat disentuh maupun dikontrol oleh pebelajar ketika belajar (Smaldino, et al., 2005: 9, 214). Lebih lanjut, alat peraga manipulatif mengacu pada benda-benda konkret yang, ketika digunakan siswa dan guru, dapat memberikan kesempatan siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Jackson & Phillips, 1973: 301). Dengan belajar menggunakan media tersebut diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mengonstruksi pemahamannya. Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga manipulatif adalah media berupa benda nyata tiga dimensi yang dapat menggambarkan secara konkret suatu obyek, ide, model, atau konsep abstrak dan memungkinkan untuk digerakkan atau dimanipulasi secara fisik dalam kaitannya dengan pembentukan konsep bagi penggunanya, dalam hal ini siswa.
Pengembangan Media Sederhana
Tergolong media sederhana adalah berbagai media visual yang tidak diproyeksikan seperti gambar, ilustrasi, poster, bagan, diagram, grafik, peta, sketsa, dll
Menurut Kemp (1980) dalam mendisain suatu media sederhana tersebut perlu diperhatikan beberapa prinsip di bawah ini
a. Kesederhanaan (simplycity) Bentuk media harus diringkas dan dibatasi pada hal-hal penting saja. Konsep harus tergambar jelas dan mudah dipahami. Tulisan cukup jelas, sederhana, dan mudah dibaca. Hindari tulisan yang artistik karena tidak semua orang faham dengan hal tersebut.
b. Kesatuan (unity) Adanya kesatuan hubungan antara unsur-unsur visual dalam kesatuan fungsinya secara keseluruhan.
c. Penekanan (emphasis) Perlu adanya penekanan pada bagian-bagian tertentu untuk memusatkan minat dan perhatian anak. Penekanan ini dapat dilakukan dengan penggunaan ukuran tertentu atau warna tertentu pada unsur yang paling penting.
d. Keseimbangan (balance) Ada dua jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan formal dan keseimbangan non forma. Keseimbangan formal ditunjukkan dengan adanya pembagian posisi yang simetris. Keseimbangan ini terkesan statis. Sedangkan keseimbangan informal bentuknya tidak simetris, bagian-bagiannya dikembangkan sehingga tidak terkesan statis.
Dalam mendisain transparansi baik transparansi overhead projector maupun transparansi melalui komputer yang ditampilkan melalui LCD Projector tidak berbeda dengan pembuatan media sederhana di atas. Prinsip – prinsip yang dikemukakan Kemp di atas juga sangat perlu untuk diperhatikan.
Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam pemilihan media Gagne, dkk (1988) menyarankan perlunya mempertimbangkan hal-hal berikut.
a. Variabel Tugas
Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang diharapkan dari siswa sebagai hasil pembelajaran. Disarankan untuk menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum melakuakan pemilihan media.
b. Variabel Siswa Karakteristik siswa perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, walaupun belum ada kesepakatan karakteristik mana yang penting. Namun guru menyadari bahwa setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda.
c. Lingkungan Belajar Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk di dalamnya adalah: besarnya biaya, ukuran ruang kelas, ketersediaan perlengkapan penunjang, dan kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran
d. Lingkungan Pengembangan Jelas akan menjadi sia-sia untuk merencanakan penyajian yang baik apabila sumber-sumber seperti ketersediaan waaktu dan pengembangan personel tidak mendukung untuk kegiatan tersebut.
e. Ekonomi dan Budaya Dalam pemilihan media harus mempertimbangkan apakah media tersebut dapat diterima oleh si pemakai dan sesuai dengan sumber dana dan peralatan yang tersedia
f. Faktor-Faktor Praktis Hal-hal yang termasuk dalam faktor praktis antara lain: besarnya siswa dalam satu ruangan, jarak antara penglihatan dan pendengaran pengguna media, seberapa mudah media mampu mempengaruhi respon siswa, pengalaman guru dalam menggunakan media, dll.
Pertimbangan yang lebih singkat dalam pemilihan media adalah:
a. Tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan pembelajarn yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah koqnitif, afektif, psikomotorik.
b. Kesesuaian media dengan materi Ajar Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan ajar yang dipelajari
c. Karakteristik Siswa Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan
d. Gaya belajar siswa Pemilihan ini didasarkan pada kondisi psikologis siswa bahwa siswa belajar dipengaruhi oleh gaya belajar siswa.
e. Kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
a. Guru, perlu memiliki pemahaman terhadap media pembelajaran antara lain jenis dan manfaat media pembelajaran, criteria memilih dan menggunakan media pembelajaran, menggunakan media sebagai alat Bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar.
b. Guru harus terampil membuat media pembelajaran sederhana untuk keperluan pembelajaran
c. Guru harus mampu menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pembelajaran. Menilai keefektifan media pembelajaran penting agar guru dapat menentukan apakah penggunaaan media mutlak diperlukan atau tidak. Apabila penggunaan media pembelajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pembelajaran, sebaiknya guru tidak memaksakan penggunaanya.
sumber: modul media pembelajaran PLPG 2017