Penggrebekan #1

Hari ini genap 7 hari Adis tidak masuk sekolah. Tanpa keterangan alasan Adis tidak masuk, karena saya adalah wali kelas Adis maka hari ini saya memutuskan untuk mengunjungi pondoknya. Tepatnya hari Senin sesudah upacara bendera rencana home visit dilaksanakan. Sengaja saya mengajak Yasinta, teman satu pondok Adis untuk mengantar karena letak pondoknya sendiri saya tidak tahu.

Sesudah tiba di pondok, mba asuh mengatakan bahwa Adis setiap hari berangkat sekolah. Dia juga kaget karena Adis tidak pernah sampai di sekolah. Setelah memohon diri pada pak kyai dan pengasuh pondok maka dengan memboncengkan Yasinta kami pulang. Selama perjalanan Yasinta bercerita tentang kemungkinan  Adis pergi ke suatu tempat selama dia membolos. Yasinta mengatakan ada 2 tempat yang pernah ia kunjungi bersama Adis ketika dia pernah terlambat ke sekolah dan akhirnya memutuskan untuk membolos daripada dihukum karena terlambat.

Tempat pertama yang kami datangi adalah sebidang kebun yang letaknya di atas SMPN 8 Salatiga. Menurut Yasinta kebun itu sering digunakan anak-anak yang membolos karena terlambat masuk sekolah. Setiba di kebun tersebut tidak ada tanda-tanda keberadaan anak-anak. Yasinta mengusulkan untuk mencari di temapt ke dua yaitu sebuah mushola yang berada ditengah pemukiman warga. Mushola tersebut letaknya tidak terlalu jauh dengan kebun. Dengan petunjuk Yasinta kami akhirnya bisa menemukan mushola tersebut. Tampak dua pasang sepatu sekolah ada di depan serambi, saya segera bergegas untuk masuk dan tampak pemandangan dua anak sekolah yang berseragam lengkap sedang berada di mushola tersebut. Anif sedang berbaring dengan wajah pucat dan Adis sedang duduk termangu.

Jadi disinilah selama 7 hari Adis dan Anif tidak masuk sekolah. Mereka pamit dari pondok dengan tujuan sekolah dan ternyata tidak sampai tujuan tapi malah  berbelok dan tidur di mushola. Ketika waktu sudah siang maka dua anak inipun akan meninggalkan mushola dan pulang kepondoknya seolah-olah mereka pulang dari sekolah.  Karena sudah ketahuan maka dua anak ini tidak bisa mengelak lagi. Alasan Adis yang mengatakan bahwa dia sakit sudah tidak saya percayai lagi. Dia sudah bohong beberapa kali dan kali ini saya tidak percaya dengan dia. Latar belakang Adis adalah masalah penting yang harus segera ditemukan informasinya, menurut pengakuan dia, selama ini orang tuanya ada di Jakarta dan dia tinggal bersama neneknya.

Sekali lagi ini tentang motivasi sekolah, kasus Adis dan Anif hanyalah puncak dari gunung es masalah motivasi sekolah, banyak hal yang perlu dikaji tentang mengapa Adis bisa tidak punya keinginana untuk sekolah. Salah satu pengakuannya karena di kelas dia merasa dikucilkan oleh teman-temannya. Sebuah permasalahan klasik tentang kasus perundungan. Kenapa dia sampai dikucilkan pasti ada penyebabnya. Menurut pandangan saya di tingkat SMP memang di tiap kelas selalu ada seseorang yang dominan dari segi karakter, dia bisa memimpin teman-temannya. Karakter kuat seperti ini tidak hanya dimiliki oleh  anak lelaki tetapi anak perempuanpun banyak yang memiliki karakter sperti itu. Dan bagi beberapa anak lemah seperti adis anak-anak seperti ini  dianggap bersama kelompoknya tidak pernah bisa menerima dia sebagai kawannya. Ketika  di kelas merasa tidak diterima dan dikeluarga juga tidak ada tempat untuk bersandar saat itulah tidak ada lagi motivasi untuk sekolah dan tumbuh menjadi lebih baik lagi ditambah dengan usia anak SMP yang memang berada pada fase pencarian   jati diri.

Salatiga, 30 Okt 2017

Berita Terkait