MENGGALI SUMUR ZAMZAM
Saat itu, sumur zamzam tlh terkubur dan dilupakan org selama ratusan tahun. Namun, Abdul Muthalib tdk pernah lupa pd sejarah Mekkah bahwa dulu ada mata air yg menghidupi Mekkah, mata air yg memancar keluar oleh kaki Nabi Ismail.
“Aku hrs menemukannya!” Pikir Abdul Muthalib. “Aku hrs menemukan kembali sumur zamzam yg telah dilupakan org? Apalagi aku bertugas menyediakan air dan makanan bagi penduduk Mekkah.’
Pikiran seperti itu tdk pernah hilang dr benaknya.
Setelah itu Abdul Muthalib mengambil tembilang dan memanggil putranya Harits utk menemani mencari sumur zamzam.
Mereka mulai mencari dimana dulu letak mata air zamzam. Setelah bbrp kali mencoba menggali di bbrp tempat, sumur zamzam tidak juga ditemukan.
Dg gigih, keduanya pun terus mencari. Org2 Quraisy penduduk asli Mekkah heran melihat perbuatan mereka.
“Mengapa engkau masih menggali Abdul Muthalib? Bukankah dulu nenek moyang kita, mudzadz bin Amr pernah menggalinya, tp tdk berhasil?”
Abdul Muthalib meletakkan tembilangnya dan duduk. Ya, ratusan tahun yg lalu Mudzadz bin Amr, menggali zamzam tp tdk berhasil. Pdhal, saat itu mudzadz tlh mempersembahkan sesaji brp pedang dan Pelana berpangkal emas agar sumur zamzam ditemukan.
Tp Abdul Muthalib tidak menyerah. Meski org2 Quraisy menganggap dia kehilangan akal.
Terus menggali dan suatu saat ketika mereka menggali di antara berhala isaf dan na’ila, air membersit.
“Air! Harits! Lihat, ada air!’ seru Abdul Muthalib.
Ketika mereka menggali lebih dalam tampaklah pedang2 dan Pelana emas yg pernah ditaruh Mudzadz bi Amr dulu. Melihat penemuan itu, org2 Quraisy dtg berbondong2. Mereka meminta agar air dan harta emas dibagi2kan.
“Tidak! Tetapi marilah kita mengadu Nasib antara aku dan kamu sekalian dg permainan qidh (anak panah). Dua anak panah buat Ka’bah, dia anak panah buatku, dia anak panah buat kalian” kata Abdul Muthalib
Usul disetujui. Juru qidh mengundinya di tengah2 berhala Ka’bah. Tyata yg keluar adl anak panah milik Abdul Muthalib dan Ka’bah. Krnnya dptlah Abdul Muthalib meneruskan tugasnya mengurus air dan keperluan tamu Mekkah stlh sumur zamzam memancar kembali.
Mengingat besarnya tugas itu. Abdul Muthalib sangat ingin mempunyai byk anak laki2 yg dpt membantunya.
? Apakah keinginan Abdul Muthalib terkabul?
Nantikan di cerita esok ya..
? Referensi : buku Muhammad Teladanku, jilid 1
Baca juga:
Sebelumnya: Muhammad Teladanku Episode 4 , Selanjutnya: Muhammad Teladanku Episode 6