Oleh : Retno Utari
Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK.
PENDAHULUAN
Pembuatan kurikulum yang terdiri dari Term of Reference (TOR), Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) maupun Satuan Acara Pembelajaran (SAP) dapat dikatakan pekerjaan rutin widyaiswara. Mengenai content materi, walaupun tidak mudah, masih bisa ditangani karena tentunya penugasan tersebut telah disesuaikan dengan kompetensi widyaiswara. Masalah biasanya timbul ketika mencari kesepakatan mengenai pemilihan taksonomi bloom. Kadang pemilihan kata kerja untuk menyatakan tujuan program, kompetensi dasar maupun indikator pencapaian dalam GBPP tersebut dirasakan kurang pas dengan apa yang dimaksud oleh penyusun. Masalah ini pulalah yang dialami oleh penulis ketika pertama kali ditugaskan menyusun kurikulum program diklat di Pusdiklat KNPK dan itu terjadi lagi pada penugasan-penugasan berikutnya. Bosan menghadapi masalah inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai taksonomi bloom.
SEJARAH TAKSONOMI BLOOM
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal 21 Februari 1913 di Lansford, Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di bidang pendidikan dari The University of Chicago pada tahun 1942. Ia dikenal sebagai konsultan dan aktivis internasonal di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan besar dalam sistem pendidikan di India. Ia mendirikan the International Association for the Evaluation of Educational Achievement, the IEA dan mengembangkan the Measurement, Evaluation, and Statistical Analysis (MESA) program pada University of Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom menjabat sebagai Chairman of Research and Development Committees of the College Entrance Examination Board dan The President of the American Educational Research Association. Ia meninggal pada 13 September 1999.
Sejarah taksonomi bloom bermula
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya.
Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom. Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan
keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude (KSA). Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses
berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension (pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian).
Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:
Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.
RANAH KOGNITIF – PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) | |
No.
1.
2.
3.
4. |
Kategori Penjelasan Kata kerja kunci |
Pengetahuan Kemampuan menyebutkan atau Mendefinisikan, menyusun daftar, menamai, menjelaskan kembali menyatakan, mengidentifikasikan,
Contoh: menyatakan kebijakan. mengetahui, menyebutkan, membuat rerangka, menggaris bawahi, menggambarkan, menjodohkan, memilih |
|
Pemahaman Kemampuan memahami Menerangkan, menjelaskan , menguraikan, instruksi/masalah, membedakan, menginterpretasikan, menginterpretasikan dan merumuskan, memperkirakan, meramalkan, menyatakan kembali dengan menggeneralisir, menterjemahkan, mengubah, kata-kata sendiri memberi contoh, memperluas, menyatakan Contoh : Menuliskan kembali kembali, menganalogikan, merangkum
atau merangkum materi pelajaran |
|
Penerapan Kemampuan menggunakan Menerapkan, mengubah, menghitung, konsep dalam praktek atau melengkapi, menemukan. membuktikan, situasi yang baru menggunakan, mendemonstrasikan,
Contoh: Menggunakan memanipulasi, memodifikasi, menyesuaikan, pedoman/ aturan dalam menunjukkan, mengoperasikan, menyiapkan, menghitung gaji pegawai. menyediakan, menghasilkan. |
|
Analisa Kemampuan memisahkan Menganalisa, mendiskriminasikan, membuat konsep kedalam beberapa skema /diagram, membedakan,
komponen untuk memperoleh membandingkan, mengkontraskan, |
5.
6. |
pemahaman yang lebih luas atas memisahkan, membagi, menghubungkan, dampak komponen – komponen menunjukan hubungan antara variabel, terhadap konsep tersebut secara memilih, memecah menjadi beberapa bagian, utuh. menyisihkan, mempertentangkan.
Contoh: Menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya. |
Sintesa Kemampuan merangkai atau Mengkategorikan mengkombinasikan, menyusun kembali komponen- mengatur memodifikasi, mendisain, komponen dalam rangka mengintegrasikan, mengorganisir, menciptakan arti/pemahaman/ mengkompilasi, mengarang, menciptakan, struktur baru. menyusun kembali, menulis kembali, Contoh: Menyusun kurikulum merancang, merangkai, merevisi,
dengan mengintegrasikan menghubungkan, merekonstruksi, pendapat dan materi dari menyimpulkan, mempolakan beberapa sumber |
|
Evaluasi Kemampuan mengevaluasi dan Mengkaji ulang, membandingkan,
menilai sesuatu berdasarkan menyimpulkan, mengkritik, mengkontraskan, norma, acuan atau kriteria. mempertentangkan menjustifikasi, Contoh: Membandingkan hasil mempertahankan, mengevaluasi, ujian siswa dengan kunci membuktikan, memperhitungkan, jawaban. menghasilkan, menyesuaikan, mengkoreksi, melengkapi, menemukan. |
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
RANAH AFEKTIF – SIKAP (ATTITUDE) |
|
No.
1.
2. |
Kategori Penjelasan Kata kerja kunci |
Penerimaan Kemampuan untuk menunjukkan menanyakan, mengikuti, memberi, menahan /
atensi dan penghargaan mengendalikan diri, mengidentifikasi, terhadap orang lain memperhatikan, menjawab. Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang |
|
Responsif Kemampuan berpartisipasi aktif Menjawab, membantu, mentaati, memenuhi,
dalam pembelajaran dan selalu menyetujui, mendiskusikan, melakukan, |
3.
4.
5. |
termotivasi untuk segera memilih, menyajikan, mempresentasikan, bereaksi dan mengambil melaporkan, menceritakan, menulis, tindakan atas suatu kejadian. menginterpretasikan, menyelesaikan, Contoh: berpartisipasi dalam mempraktekkan.
diskusi kelas |
Nilai yang Kemampuan menunjukkan nilai Menunjukkan, mendemonstrasikan, memilih, dianut (Nilai yang dianut untuk membedakan membedakan, mengikuti, meminta,
diri) mana yang baik dan kurang baik memenuhi, menjelaskan, membentuk, terhadap suatu kejadian/obyek, berinisiatif, melaksanakan, memprakarsai, dan nilai tersebut diekspresikan menjustifikasi, mengusulkan, melaporkan, dalam perilaku. menginterpretasikan, membenarkan, Contoh: Mengusulkan kegiatan menolak, menyatakan / mempertahankan Corporate Social Responsibility pendapat, sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan. |
|
Organisasi Kemampuan membentuk sistem Mentaati, mematuhi, merancang, mengatur, nilai dan budaya organisasi mengidentifikasikan, mengkombinasikan, dengan mengharmonisasikan mengorganisisr, merumuskan, menyamakan, perbedaan nilai. mempertahankan, menghubungkan,
Contoh: Menyepakati dan mengintegrasikan, menjelaskan, mengaitkan, mentaati etika profesi, mengakui menggabungkan, memperbaiki, menyepakati, perlunya keseimbangan antara menyusun, menyempurnakan, menyatukan kebebasan dan tanggung jawab pendapat, menyesuaikan, melengkapi, membandingkan, memodifikasi |
|
Karakterisasi Kemampuan mengendalikan Melakukan, melaksanakan, memperlihatkan
perilaku berdasarkan nilai yang membedakan, memisahkan, menunjukkan, dianut dan memperbaiki mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasi, hubungan intrapersonal, mempraktekkan, mengusulkan, merevisi, interpersonal dan social. memperbaiki, membatasi, mempertanyakan, Contoh: Menunjukkan rasa mempersoalkan, menyatakan, bertindak, percaya diri ketika bekerja Membuktikan, mempertimbangkan. sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok |
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dpat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.
RANAH PSIKOMOTORIK – KETRAMPILAN (SKILLS) |
|
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6. |
Kategori Penjelasan Kata kerja kunci |
Persepi Kemampuan menggunakan saraf Mendeteksi, mempersiapkan diri, memilih, sensori dalam menghubungkan, menggambarkan, menginterpretasikan nya dalam mengidentifikasi, mengisolasi, membedakan memperkirakan sesuatu menyeleksi,.
Contoh: menurunkan suhu AC saat merasa suhu ruangan panas |
|
Kesiapan Kemampuan untuk Memulai, mengawali, memprakarsai, mempersiapkan diri, baik mental, membantu, memperlihatkan mempersiapkan fisik, dan emosi, dalam diri, menunjukkan, mendemonstrasikaan. menghadapi sesuatu. Contoh:
melakukan pekerjaan sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekurangan seseorang. |
|
Reaksi yang Kemampuan untuk memulai Meniru, mentrasir, mengikuti, mencoba, diarahkan ketrampilan yang kompleks mempraktekkan, mengerjakan, membuat,
dengan bantuan / bimbingan memperlihatkan, memasang, bereaksi, dengan meniru dan uji menanggapi. coba.Contoh: Mengikuti arahan dari instruktur. |
|
Reaksi Kemampuan untuk melakukan Mengoperasikan, membangun, memasang, natural kegiatan pada tingkat membongkar, memperbaiki, melaksanakan (mekanisme) ketrampilan ahap yang lebih sesuai standar, mengerjakan, menggunakan,
sulit. Melalui tahap ini merakit, mengendalikan, mempercepat, diharapkan siswa akan terbiasa memperlancar, mempertajam, menangani. melakukan tugas rutinnya. Contoh: menggunakan computer. |
|
Reaksi yang Kemampuan untuk melakukan Mengoperasikan, membangun, memasang, kompleks kemahirannya dalam melakukan membongkar, memperbaiki, melaksanakan
sesuatu, dimana hal ini terlihat sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, dari kecepatan, ketepatan, merakit, mengendalikan, mempercepat, efsiensi dan efektivitasnya. memperlancar, mencampur, mempertajam, Semua tindakan dilakukan secara menangani, mngorganisir, membuat spontan, lancar, cepat, tanpa draft/sketsa, mengukur ragu. Contoh: Keahlian bermain piano. |
|
Adaptasi Kemampuan mengembangkan Mengubah, mengadaptasikan, memvariasikan, keahlian, dan memodifikasi pola merevisi, mengatur kembali, merancang |
sesuai dengan yang dbutuhkan, Contoh: Melakukan perubahan | kembali, memodifikasi. | ||
secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak terduga tanpa | |||
merusak pola yang ada. | |||
7. | Kreativitas | Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan | Merancang, membangun, menciptakan, mendisain, memprakarsai, |
kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan mengeksplorasi | mengkombinasikan, membuat, menjadi pioneer | ||
kreativitas diri. Contoh: | |||
membuat formula baru, inovasi, produk baru. |
Revisi Taksonomi Bloom
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:
- 1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
- 2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan- perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
- Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
- Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
- Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
- Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
- Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan evaluating (menilai). Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri dari enam level: remembering
(mengingat), understanding
(memahami), applying (menerapkan),
Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada
ranah kognitif terdiri dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta).
analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.
Perubahan istilah dan pola level taksonomi bloom dapat digambarkan sebagai berikut:
Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan piramida di atas, secara logika adalah sebagai berikut:
– Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu
– Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
– Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu
– Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu
– Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.
Beberapa kritik dilemparkan kepada penggambaran piramida ini. Ada yang beranggapan bahwa semua kegiatan tidak selalu harus melewati tahap yang berurutan. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang. Namun demikian, memang diakui bahwa pentahapan itu sebenarnya cocok untuk proses pembelajaran yang terintegrasi. Kritik lain mengatakan bahwa higher level (Menganalisa, mengevaluasi dan mencipta) sebenarnya bersifat setara sehingga bentuk segitiga menjadi seperti di bawah ini. (Anderson and Krathwohl, 2001; dalam Wikipedia)
Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat perhatian. Skill menekankan aspek psikomotorik yang membutuhkan koordinasi jasmani sehingga lebih tepat dipraktekkan bukan dipelajari. Attitude juga merupakan faktor yang sulit diubah selama proses pembelajaran karena attitude terbentuk sejak lahir. Mungkin itulah alasan mengapa revisi baru dilakukan pada ranah kognitif yang difokuskan pada knowledge.
Bagaimana Cara Menggunakan Taksonomi Bloom?
Dalam kaitannya dengan tugas pengajar/widyaiswara dalam menyusun kurikulum, pemilihan kata kerja kunci yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar konsep materi tersampaikan secara effektif. Kata kerja kunci tersebut merupakan acuan bagi instruktur dalam menentukan kedalaman penyampaikan materi, apakah cukup memahami saja, mendemonstrasikan, menilai, dan sebagainya berikut:
Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom adalah sebagai
- 1. Tentukan tujuan pembelajaran
- 2. Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah peningkatan knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan karakteristik mata diklat, dan peserta didik
- 3. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajaran.
- a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada tingkatan Mengingat, Memahami,Menerapkan, Menganalisis, Menilai, Membua
- b. Ranah Psikomotorik : Kategorikan ranah tersebut,
Pemilihan kata kerja kunci yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar konsep materi tersampaikan secara effektif.
apakah termasuk Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan, Reaksi natural (mekanisme), Adaptasi, Reaksi yang kompleks Kreativitas.
- Ranah Afektif: Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk penerimaan, Responsif, Nilai yang dianut (Nilai diri), Organisasi dan Karakterisasi.
- 4. Gunakan kata kerja kunci yang sesuai, untuk menjelaskan instruksi kedalaman materi, baik pada tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
- 5. Sebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah kognitif, dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan mengacu pada Bloom’s Cognitive Wheel. Pilihan media pembelajaran ini dapat dilihat pada lingkaran terluar yang berwarna hijau.
Walaupun Bloom’s Cognitive Wheel ini belum direvisi, namun masih dapat dijadikan acuan mengingat perubahannya yang tidak terlalu signifikan. Untuk lebih jelasnya penerapan taksonomi bloom ini dapat dilihat dalam Bloom’s Cognitive Wheel berikut ini.
Berikut ini adalah penjelasan dan pilihan kata kerja kunci dari ranah kognitif yang telah direvisi.
REVISI RANAH KOGNITIF – PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) | |
No.
1.
2. |
Kategori Penjelasan Kata kerja kunci |
Mengingat Kemampuan menyebutkan Mendefinisikan, menyusun daftar,
kembali informasi / menjelaskan, mengingat, mengenali, pengetahuan yang tersimpan menemukan kembali, menyatakan, dalam ingatan. Contoh: mengulang, mengurutkan, menamai, menyebutkan arti taksonomi. menempatkan, menyebutkan. |
|
Memahami Kemampuan memahami Menerangkan, menjelaskan,
instruksi dan menegaskan menterjemahkan, menguraikan, mengartikan, |
3.
4.
5.
6. |
pengertian/makna ide atau menyatakan kembali, menafsirkan, konsep yang telah diajarkan baik menginterpretasikan, mendiskusikan, dalam bentuk lisan, tertulis, menyeleksi, mendeteksi, melaporkan, maupun grafik/diagram menduga, mengelompokkan, memberi Contoh : Merangkum materi contoh, merangkum menganalogikan, yang telah diajarkan dengan mengubah, memperkirakan.
kata-kata sendiri |
Menerapkan Kemampuan melakukan sesuatu Memilih, menerapkan, melaksanakan, dan mengaplikasikan konsep mengubah, menggunakan,
dalam situasi tetentu. Contoh: mendemonstrasikan, memodifikasi, Melakukan proses pembayaran menginterpretasikan, menunjukkan, gaji sesuai dengan sistem membuktikan, menggambarkan, berlaku. mengoperasikan, menjalankan memprogramkan, mempraktekkan, memulai. |
|
Menganalisis Kemampuan memisahkan Mengkaji ulang, membedakan, konsep kedalam beberapa membandingkan, mengkontraskan, komponen dan mnghubungkan memisahkan, menghubungkan, menunjukan satu sama lain untuk hubungan antara variabel, memecah menjadi memperoleh pemahaman atas beberapa bagian, menyisihkan, menduga, konsep tersebut secara utuh. mempertimbangkan mempertentangkan, Contoh: Menganalisis penyebab menata ulang, mencirikan, mengubah meningkatnya Harga pokok struktur, melakukan pengetesan,
penjualan dalam laporan mengintegrasikan, mengorganisir, keuangan dengan memisahkan mengkerangkakan. komponen- komponennya. |
|
Mengevaluasi/ Kemampuan menetapkan Mengkaji ulang, mempertahankan,
menilai derajat sesuatu berdasarkan menyeleksi, mempertahankan, mengevaluasi, norma, kriteria atau patokan mendukung, menilai, menjustifikasi, tertentu mengecek, mengkritik, memprediksi, Contoh: Membandingkan hasil membenarkan, menyalahkan. ujian siswa dengan kunci jawaban. |
|
Mencipta Kemampuan memadukan unsur- Merakit, merancang, menemukan, unsur menjadi sesuatu bentuk menciptakan, memperoleh,
baru yang utuh dan koheren, mengembangkan, memformulasikan, atau membuat sesuatu yang membangun, membentuk, melengkapi, orisinil. Contoh: Membuat membuat, menyempurnakan, melakukan kurikulum dengan inovasi, mendisain, menghasilkan karya. mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber |
Penutup
Demikian sedikit uraian mengenai taksonomi bloom, dan untuk memudahkan para penyusun kurikulum dalam memilih kata kerja yang sesuai terkait dengan tujuan program, kompetensi dasar dan indikator pencapaian, berikut ini adalah daftar pilihan kata kerja yang dapat digunakan dalam ranah kognitif (knowledge). Selamat membuat kurikulum, semoga bermanfaat!
Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif
Mengetahui | Memahami | Mengaplikasikan | Menganalisis | Mengevaluasi | Membuat |
Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Manandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru
Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis |
Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan | Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai
Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi |
Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer | Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan | Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi Membuat |
DAFTAR PUSTAKA :
Benjamin Bloom–New World Encyclopedia ,from http://newworldencyclopedia.org/entry/Benjami
diakses tanggal 13 September 2011.
Berbagi Ilmu-Taksonomi Bloom, dari http://endang965.wordpress.com/2009/03/18/taksonomi-bldiakses tanggal 14 September 2011.
Bloom’s Taxonomy–Emerging Perspectives on Learning, Teaching and Technology, from http://projects.coe.uga/epitt/?title=Bloom_taxonomy, diakses tanggal 14 September 2011.
Bloom’s Taxonomy [image]. (2008),from: http://www.thecaepepreschool.com/bloomspop.html, d tanggal 13 September 2011.
Bloom’s Taxonomy of Learning Domains, The Three Types of Learning – Big Dog & Little Dog Perfor
Juxtaposition from http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html, diakses tanggal 17 Septem
Bloom’s Taxonomy–Wikipedia, the free encyclopedia from http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom, di
tanggal 17 September 2011.
Revisi Taksonomi Bloom atau Revised Bloom Taxonomy, dari
http://www.hilman.web.id/posting/blog/852/revisi-taksonomi-bloom, diakses tanggal 18 Septemb
Taksonomi Bloom-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,dari http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi Bloom diakses tanggal 13 September 2011