Sampai dengan tahun 2016 ini, masih ada 776.184 orang di Jawa Tengah menyandang buta aksara dengan rincian 32,88 % adalah laki-laki dan 67,12 % wanita. Semula keadaan penyandang buta aksara masih 813.858 orang dan tergarap 37.674 orang pada tahun 2016 ini. Adapun penyumbang buta aksara terbanyak sampai tahun ini adalah Kabupaten Brebes dengan 67.517 orang dan paling rendah Kota Salatiga dengan 289 orang.
Sampai saat ini Provinsi Jawa Tengah masih menempati urutan kedua terbesar penyandang buta aksara tingkat nasional setelah Provinsi Jawa Timur. Demikian dijelaskan Gubernur Jawa Tengah yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Drs. Heru Sudjatmoko, M.Si. dalam Upacara Pembukan Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 yang diselenggarakan di lapangan drh, Supardi, Kabupaten Magelang. Peringatan Hari Aksara Internasional tahun 2016 yang bertajuk “Literasi dan Vokasi untuk Pembangunan Berkelanjutan “ tersebut dihadiri oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya, Bupati/Walikota se-Jawa Tengah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah berserta jajarannya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah beserta jajarannya, Muspida dan SKPD Kabupaten Magelang, Kepala Bidang PNF dan Kepala Seksi Dikmas se-Jawa Tengah, Kepala SKB se-Jawa Tengah, Camat dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan se-Jawa Tengah, Forum PKBM, HIPKI Kabupaten Magelang dan para Tutor dan warga masyarakat Kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Terkait dengan penyebab buta aksara, menurut Heru karena masih banyaknya anak putus sekolah dan ketersediaan bacaan bagi aksarawan dan intensistas pembelajaran keaksaraan yang masih kurang lancar. Sejauh ini, kata Heru, sudah bnyak upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang bersenergi dengan Pemerintah Pusat dan Kabupaten Kota se-Jawa Tengah, dengan harapan agar penyandang buta aksara di Jawa Tengah terus berkurang jumlahnya. Heru menyebutnya berbagai upaya yang dilakukan antara lain penyelenggaran pendidikan non formal program keaksaraan, yang meliputi Keaksaraan Dasar dan Keaksaraan Usaha Mandiri. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dalam laporannya yang diwakili oleh Kepala Bidang PNF-PT Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Suprapto, S.Sos, M.Si. melaporkan bahwa dalam rangka memeriahkan Peringatan HAI Tahun 2016 ini, telah ditampilkan berbagai hiburan masyarakat berupa tari Gambyong , Tari Sorengan, Tari Kuda Lumping, Tesmoni Warga Belajar, stand pameran, dan Drum Band.
Terkait dengan prestasi yang pernah diraih Provinsi Jawa Tengah, Suprapto melaporkannya bahwa Jawa Tengah pernah berjaya di tingkat nasional, antara lain Tahun 2005 Gubernur Jawa Tengah pernah meraih Anugerah Aksara Tingkat Madya, Tahun 2007 Angerah Aksara Tingkat Utama, Tahun 2009 memperoleh Anugerah Keaksaraan. Sedangkan penghargaan keberaksaraan tingkat nasional bagi Kelompok Belajar Keaksaraan, pernah meraih Juara Pertama Lomba Keberaksaraan Tingkat Nasional yaitu Kelompok Belajar Keaksaraan Mandiri dari Desa Pohijo Kecamatan margoyoso, Pati tahun 2014. Tahun 2015, keluar sebagai juara kedua Lomba Keberaksaraan Tingkat Naional yaitu Kelompok Belajar Al Fitroh dari desa Sedayu Kecamatan Tulung, Klaten dan Tahun 2016 mendapatkan apresiqasi Tingkat Nasional bagi Kelompok Belajar Keaksaraan Dasar PKBM Arum Wangi Kabupaten Pati.
Dilaporkan pula bahwa Peringatan HAI tahun 2016 yang akan berlangsung sampai dengan hari Sabtu, 5 November 2016 ini dimeriahkan oleh lebih dari 80 stand pameran Disamping berbagai kegiatan lomba seperti Lomba Keberaksaraan bagi peserta didik Keaksaraan, Lomba Merancang dan Membuat Busana, Mendesain dan Merangkai Bunga, Mendesain dan Membuat Batik bagi peserta Didik Kursus dan Pelatihan, Rapat Koordinasi serta Workshop Pengembangan Pendidikan Non Formal.
sumber : http://pdk.jatengprov.go.id/