PBM atau PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir konkrit dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi materi pelajaran. Landasan teori PBM adalah kolaborativisme, suatu pandangan yang berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimlikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal tersebut juga menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator mahasiswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya social dan individual. Menurut paham kosntruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri.
PBM memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar siwa memilki pengalaman sebagaiamana nantinya mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupaan dasar untuk pembelajaran.
LANGKAH-LANGKAH PBM
Pelaksanaan PBM memiliki ciri tersendiri berkaitan dengan langkah pembelajarannya. Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut :
- Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari pengalaman siswa)
- Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut. Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan Mendefinisikan masalah Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah 3. Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi
- Siswa kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah.
- Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
- Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PBM
Dalam pelaksanaannya, PBM tentunya memiliki kelebihan dan kelemahannya. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangandari PBM.
Kelebihan PBM
- Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata
- Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar
- Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubunganna tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi
- Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
- Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi
- Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
- Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
- Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching
Kekurangan PBM
- PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah
- Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas 5
- PBM kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBM sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah
- PBM biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi
- Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik
- Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. SPs UPI : Bandung 6
Barret, Terry (2005). Understanding Problem Based Learning. [online].Tersedia : http:// [22 – 03 -2007]
Waters, R and McCracken, M.( -).Assessment and Evaluation In Problem Based Learning. Georgia Intitute of Technoloy : Georgia. [online]. Tersedia : http:// [22 – 03 -2007]
Miao, Yongwu et.al. (-).PBL-protocols: Guiding and Controlling Problem Based Learning Processes in Virtual Learning Environment. GMD : Darmstad. [online]. Tersedia : http:// [22-03-2007]
Liu, Min. (2005). Motivating Students Through Problem-based Learning. University of Texas : Austin. [online]. Tersedia : http:// [22-03-2007]
Sudarman. (2007). Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan masalah. Dalam Jurnal Pendidikan Inovatif [online], Vol 2 (2), 6 halaman. Tersedia : http:// [14-12-2007]