Semua trik contekanmu itu kami tahu!

Ini adalah kisah nyata di sebuah sekolah negeri antah berantah.

Siang itu disalah satu kelas 8 yang penulis ampu berlangsung ulangan IPS. Demi menjaga kevalidan hasil ulangan, penulis biasanya menerapkan 2 jenis sistem yang pertama menggunakan soal berbeda untuk anak yang satu meja berdua yang kedua demi ketenangan di dalam kelas anak digilir masuk ruang kelas yang separuh mengerjakan ulangan yang separuh belajar di perpustakaan nanti setelah selesai 1 jam pelajaran anak akan bergantian mengerjakan ulangan. Dengan sistem seperti itu perolehan nilai mendekati yang penulis targetkan.

Hari itu penulis menggunakan sistem bergiliran karena kelas 8 yang berjumlah 30 siswa ini, luar biasa ramainya dan terkenal karena aduan dari banyak guru yang mengajar betapa mereka harus menggunakan tenaga ekstra untuk menangani anak-anak ini, maka sistem beda soal tidak akan menyelesaikan masalah.

Dengan sistem bergilir per 15 anak akan membuat suasana kelas menjadi lebih tenang sehingga anak-anak  lebih konsentrasi dalam mengerjakan selain itu dengan sedikit anak yang mengerjakan di dalam kelas pengendalian anak akan lebih mudah terkontrol.

Selesai satu jam pelajaran waktu habis mengerjakan dan mereka mulai maju untuk mengumpulkan lembar jawab dan segera keluar ruangan untuk berganti dengan temannya. Disaat itulah ada salah satu anak yang berbisik agak keras dan dia tidak menyadari bahwa saya mendengarnya. Berikut petikan dialog pendek  yang sudah penulis terjemahkan dari bahasa Zamboanga ke dalam bahasa Indonesia 🙂

A: Yess, nilaiku pasti bagus

B: Kok bisa

A: Bu guru tidak tahu kalau aku ngepek (mencontek)

B: Caranya gimana ? ajarin dong

A: Traktir aku penthol cilot ya, nanti taajari caranya

B: Oke

A: Toss dulu…

Anak-anak yang ibu sayangi, seorang guru itu juga pernah menjadi murid jangan lupakan itu. Trik mencontek yang kalian pakai itu dari jaman majapahit sampai hari ini masih sama hanya pelaku dan medianya yang berbeda.

Kami para guru waktu masih sekolah juga mengira bahwa saat kita mencontek dan tidak ketahuan bapak/ibu guru itu adalah prestasi terbesar hidup kita…tetapi setelah ibu mengajar kurang lebih 13 tahun ini sangat hafal dengan trik mencontek model apapun mulai dari yang kuno sampai yang modern. Jangan lupa anak yang mencontek itu mempunyai mimik muka yang berbeda dengan anak yang jujur mengerjakan. Jadi kalau kalian mengira kami tidak tahu itu salah besar. Kami sangat tahu dan kenapa diam saja seolah membenarkan perbuatan kalian dan membiarkan kalian keluar dengan sombongnya bakal mendapatkan nilai bagus karena ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan diantara :

  1. Tes kejujuran, sejak awal ibu selalu bilang jangan takut dengan ibu tapi takutlah dengan Alloh SWT karena sebaik-baik CCTV adalah Alloh SWT.
  2. Anak yang sangat ndableg, sering ditegur diulangi lagi, diambil contekannya, ambil cadangan contekan yang lain. Anak seperti ini baiknya didiamkan tunggu dia selesai mengerjakan tetapi beri tanda didaftar nilainya. setelah selesai mengerjakan jangan dikoreksi tapi pertemuan berikutnya disaat teman-temannya mendapatkan hasil ulangannya panggil dia beri soal yang beda suruh mengerjakan di depan kelas di meja guru. Syok terapi ini banyak berhasil untuk dia tidak mengulangi mencontek lagi karena pasti malu bahwa kecurangannya diketahui satu kelas dan untuk peringatan kepada anak yang lain bahwa selihai apapun gaya atau trik mencontekmu kami pasti tahu.
  3. Anak yang amatiran mencontek sangat kelihatan dari raut mukanya maka dari itu demi menjaga psikologis anak kami tidak langsung menegur tapi mengamati dan tetap memberi tanda pada daftar nilainya karena ada anak yang amatir tadi ketika langsung ditegur maka konsentrasinya akan buyar bisa dipastikan dia tidak akan mendapatkan nilai maksimal karena sudah takut dari awal akibat ketahuan mencontek. Tinggal diperiksa saja hasilnya, kitakan hapal kemampuan anak per anak begitu anak amatir tadi nilainya tidak masuk akal tinggal kurangi, besoknya panggil 4 mata dijamin akan langsung mengaku kalau dia mencontek.

Anak-anak yang ibu kasihi, sudah jelas sekarang bukan bahwa seahli apapun trik mencontek, kami para bapak/ibu guru pasti tahu. Kenapa bangga dengan nilai bagus tapi mencontek bukankah itu bibit korupsi. Kenapa kalian tidak kasihan dengan ayah ibu yang membiaya sekolah, bekerja dari pagi sampai malam demi melihat kalian tumbuh menjadi anak-anak yang berhasil dan tidak susah seperti mereka saat ini.

Bukankah tugas kalian hanya belajar ? Hanya belajar tidak dibebani dengan pekerjaan yang lain. Coba kalian lihat anak-anak yang tidak bisa sekolah karena tidak ada biaya. Harusnya kalian malu tugas hanya belajar pergi sekolah diberi uang saku pulang di meja makan sudah tersedia makanan tinggal makan tapi tidak ada usaha sedikitpun untuk belajar maunya instan buat contekan .

Kalian belum terlambat untuk bertobat dan mengubah prilaku ini. Mulailah dari hal yang kecil, hal tentang kejujuran mulailah jujur untuk diri kalian sendiri. Nanti kalau sudah sukses kalian juga yang menikmati ibu guru hanya bisa tersenyum bangga melihat anak didiknya berhasil. Satu hal yang harus kalian ingat kalian tidak akan sukses dengan ketidak jujuran dalam mengarungi kehidupan ini. Karena ketidak jujuran akan mengubah semuanya menjadi semu.

Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kalian.

Salam sayang !

 

Berita Terkait