Riwayat Pondok Pesantren

Penduduk Indonesia yang 85% beragama Islam tentu familier dengan istilah pondok pesantren. Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang sering disebut kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Dalam kompleks pesantren tersebut biasanya terdapat masjid dan ruang untuk belajar, selain itu kompleks tersebut dikelilingi tembok untuk mengawasi para santri sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pesantren menurut pengertian adalah tempat belajar para santri sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana. Kata pondok itu sendiri berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti penginapan.

Menentukan kapan pertama kali pesantren muncul di Indonesia terlebih dahulu perlu melacak kapan pertama kalinya Islam masuk Semenanjung nusantara. Berdirinya pesantren pada mulanya juga diprakarsai oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang berasal dari Gujarat India. Para ulama saat itu tidak mengalami kesulitan untuk mendirikan pesantren karena sebelumnya saat penyebaran Hindu Budha sudah ada tempat mengajar dengan sistem biara. Pada masa perkembangan Islam, biara dan asrama tersebut tidak berubah bentuk hanya isinya yang berubah semula berisi ajaran Hindhu Budha berganti menjadi ajaran Islam, yang kemudian dijadikan dasar peletakan berdirinya pesantren.

Istilah pondok pesantren lazim digunakan di Pulau Jawa dan Madura sedangkan di Aceh disebut Dayah atau rangkang atau menuasa sedangkan di Minangkabau disebut surau. Pesantren juga dapat dipahami sebagai sistem pendidikan nonklasikal dimana seorang kyai mengajarkan  ilmu agama Islam kepada santrinya berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan.

Dalam sejarahnya pondok pesantren memiliki peran yang sangat besar bagi kemajuan penyebaran agama Islam di Indonesia. Berdasarkan catatan kegiatan pendidikan agama di nusantara sudah dimulai sejak tahun 1596. Menurut Howard M. Federspiel salah seorang mengkaji keislaman di Indonesia menulis menjelang abad 12 pusat-pusat studi di Aceh telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.

Source : Furqon

Berita Terkait