Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti lomba artikel yang diselenggarakan oleh perpustakaan IAIN kota salatiga, hasilnya sudah keluar dan saya belum berhasil. Saya tidak kalah hanya belum berhasil, kalimat itu akan terus saya gunakan untuk setiap karya yang belum menang lomba. Saya yakin karya saya tidak jelek, mungkin dewan juri punya penilaian sendiri.
Setiap pemenang punya pengalaman yang panjang dan berliku untuk menuju puncak juara. Itulah sebabnya pemenang itu sedikit tidak banyak. Kalau jadi pemenang itu gampang maka tidak ada gregetnya lagi. Dan saya sedang mengalami proses itu. Proses untuk menjadi seorang juara. Kalau kirim satu, dua karya kalah dan menyerah maka dia tidak akan menjadi seorang pemenang.
Sudah banyak cerita dan bukti kalau seorang juara itu panjang perjalannya. Kadang kita hanya melihat sekarang saat dia sukses, saat dia menikmati puncak prestasinya. Dalam hati kita akan berkata “betapa beruntungnya dia” atau “pantas saja dia kan emang pintar” dan bla bla bla. Padahal kondisinya tidak segampang itu untuk menjadi juara, kita tidak merasakan perjuangan awal ketika dia mulai ikut lomba, beberapa kali kalah atau beberapa kali karyanya ditolak tapi seorang juara tidak pernah menyerah, dia akan terus berkarya. Perjuangan disaat dini hari waktu ternikmat beristirahat malam dia malah bangun untuk bekerja. Belum lagi mungkin urusan rumah tangga yang sedikit terabaikan ketika dikejar deadline lomba dsb.
Bukankah ada pepatah bijak yang mengatakan ” Tugas manusia itu hanya berusaha dan mengerjakan segala sesuatunya sebaik mungkin, untuk hasil serahkan pada Alloh SWT”. Kalimat yang menentramkan hati bukan.
Artikel perpustakaan dalam rangka lomba penulisan artikel yang diselenggarakan Perpustakaan IAIN kota Salatiga 2016 silahkan dilihat disini