Menjalankan profesi bekerja di luar rumah dan menjadi asisten rumah tangga untuk anak dan suami adalah pekerjaan dan pengalaman yang luar biasa. Luar biasa bahagia dan luar biasa capeknya hahahaha….
Salut untuk ibu rumah tangga yang full time at home, mereka adalah wanita-wanita luar biasa yang 100% mendedikasikan hidupnya untuk keluarga, tentu banyak yang harus mereka korbankan, termasuk kesenangan dan hasrat untuk mengeluarkan potensi diri. Apalagi kalau anak-anak masih dibawah 7 tahun repot dan capeknya itu bisa ikut merasakan.
Kalau saya, setidaknya punya kesempatan untuk meninggalkan pekerjaan rumah paling tidak 7 jam dalam sehari, meninggalkan di sini bukan berarti untuk kesenangan pribadi tapi untuk berganti peran dan pekerjaan. Bangun tidur setiap hari pukul 03.00, memasak, beres-beres rumah adalah aktivitas rutin yang setiap hari saya jalankan. Tetapi saya punya strategi untuk mengatasi rutinitas ini, saya selalu menyempatkan diri untuk jogging setiap hari setidaknya 30 menit. Cukup joging di sekitar rumah. Olah raga merupakan prioritas utama bagi saya setelah keluarga tentunya. Setiap pagi tidak hanya fisik prima yang saya kejar tapi keluar rumah pukul 05.00 pagi ,menghirup udara pagi adalah kesempatan saya untuk merefresh otak yang seharian penuh ditumpuki target jemuran baju, setlikaan dan koreksi anak.
Jangan pernah mengeluh tentang kondisi sekarang, segala capek, penat, pusing akan terbayarkan dengan pujian suami tentang enaknya masakan kita atau senyum anak-anak yang memeluk kita disaat yang tidak disangka-sangka. Saya sadari itu, karena masa kecil seperti sekarang paling lama hanya sekitar 10 tahun. Setelah itu mereka akan bisa mengurus diri mereka sendiri, akan punya teman-teman sendiri. Orang tua bagi anak-anak kita nantinya bukan lagi prioritas, mereka akan lebih senang curhat dengan teman-teman sekolah daripada dengan orang tuanya.
Disaat itu terjadi, setidaknya saya tidak menyesal. Saya sudah berusaha membahagiakan mereka dengan cara saya, memenuhi segala kebutuhan mereka disaat mereka masih kecil. Melayani mereka bak raja yang setiap waktu meminta ini itu. Tidak pernah mengaharapkan balasan dari semua itu. Hanya saya tidak ingin menyesal di kemudian hari, rindu dengan teriakan-teriakan kecil minta dibuatkan kue, rindu rengekan karena susah memakai kaos kaki dan rengekan-rengekan kecil lainnya.
Melayani bak raja bukan berarti memanjakan. Ada rambu-rambu yang harus selalu kita ingat. Jadi orang tua harus juga punya sisi tegas. Disaat tertentu jadilah orang tua yang tega melihat anak menangis karena permintaan yang kita rasa sudah tidak masuk akal. Karena kalau kita selalu memenuhi setiap permintaan mereka (memanjakan) dikhawatirkan ketika dewasa kitalah yang dibuat menangis oleh anak-anak kita.
Menjadi wanita pekerja dan asisten rumah tangga adalah pekerjaan yang sangat menggairahkan, kita bisa mengkompensasi rasa capek di rumah dengan urusan di luar rumah, begitu juga sebaliknya. Jangan dibuat beban, bersahabatlah dengan dapur yang sedikit berantakan, setlikaan yang seakan tidak ada habisnya, taman di rumah yang sedikit tidak terurus. Kalau kita ingin rumah kita bak rumah artis sinetron yang sempurna setidaknya kita harus sadar, mereka punya 10 asisten untuk memberesinya. Daripada dibikin spaneng dan stres sendiri yang nanti imbasnya suami dan anak-anak yang kena semprot karena emosi yang memuncak melihat rumah yang tidak seperti kita harapkan. Kasihan mereka kan.
Bahagia itu tidak harus menunggu mempunyai asisten rumah tangga, kalau tidak dapat-dapat berarti kita tidak bahagia dong. Rugi kalau itu ukuran kita. Kesehatan dan senyum suami serta anak-anak adalah kebahagiaan dunia akherat kita. Buang semua capek dan layani mereka dengan keikhlasan dan hati yang riang. Insyaallah kebahagian dunia akherat akan kita dapatkan.
Salam sayang.